Rinjani
sungguh paket keindahan yang super komplit. Sudah saya ceritakan secara lengkap
di postingan pendakian Gunung Rinjani sebelumnya mengenai apa saja yang
dimilikinya. Sudah sekomplit itu tapi masih ada lagi loh ternyata secuil
serpihan surga yang masih berada di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
Adalah
Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep. Dua air terjun ini bisa kita nikmati
setelah keluar dari Pintu Pendakian Senaru atau jalur sebelah utara. Itu pula kenapa dari awal sudah
saya rencanakan memilih jalur naik Sembalun dan turun lewat Senaru. Tak lain
karena di Senaru ada dua air terjun tersebut.
Saat
itu, sekitar hampir pukul 11 siang kami sudah tiba di RTC (Rinjani Treking Center) atau basecampnya yang berada di Desa Senaru setelah 4 hari mendaki Rinjani. Sembari menunggu
mobil jemputan kami pun leyeh-leyeh di bale-bale depan RTC. Tersedia juga kamar
mandi, jadi sekalian kami mandi dan ganti baju bersih setelah beberapa hari hanya
mandi keringat saja. Tak lama kemudian mobil jemputan datang dan kami langsung
saja bilang sama pak sopirnya untuk mampir dulu ke dua air terjun di kaki Rinjani itu sebelum sorenya
diantar ke Pelabuhan Bangsal untuk nyebrang ke Gili Trawangan.
Sayangnya baterai kamera utama sudah ko'it sedari di Danau Segara Anakan. Terpaksa harus puas dengan hasil kamera cadangan saat nanti di air terjun. Nggak bisa slow speed-an deh. Harap maklum yah, hasil fotonya kurang membahana...
Sayangnya baterai kamera utama sudah ko'it sedari di Danau Segara Anakan. Terpaksa harus puas dengan hasil kamera cadangan saat nanti di air terjun. Nggak bisa slow speed-an deh. Harap maklum yah, hasil fotonya kurang membahana...
Air
Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep bisa kita nikmati sekaligus dengan satu pintu
gerbang saja. Letaknya di Desa Senaru, Kec. Bayan, Kab. Lombok Tengah sekitar 25 km dari pusat kota Mataram. Saat itu tiket masuk seorangnya Rp 5.000,- saja. Cukup murah kan,
secara duit segitu bisa dapet dua air terjun keren yang airnya dari Gunung
Rinjani.
Saat
di loket, kita bakal ditawari apakah mau pakai jasa pemandu atau nggak. Kalau
pakai tentunya bakal ada ongkos tambahan untuk jasa pemandunya. Enaknya kalau
pemandu tentunya bakal dijelasin seluk beluk dua air terjun ini. Tapi saat itu
kami pilih untuk jalan sendiri saja tanpa pemandu. Jadinya kami cuma bisa
menikmati keindahannya saja tanpa tahu cerita dibaliknya. Arti namanya saja
kami nggak tahu. Hanya saja kami diberi pesan oleh bapak di loket untuk
hati-hati saat berada di air terjun, khususnya di Air Terjun Tiu Kelep. Khusus untuk
air terjun tersebut kalau mau mandi harus dalam pengawasan pemandu. Beberapa
waktu sebelum kami datang, pernah ada kejadian seorang wisatawan yang entah
bagaimana ceritanya bisa tenggelam di kolam terjunan Tiu Kelep. Yaaa, berita
itu sempat saya dengar persis setelah kejadian karena almarhum adalah pegawai
pajak yang penempatan kerjanya di Mataram, seangkatan dengan kami. Sedikit
banyak bapak penjaga loket cerita pada kami kalau Air Terjun Tiu Kelep memang
berbahaya karena kadang di waktu yang tidak disangka, ada pusaran air di kolam
tempat air terjun Tiu Kelep itu. Pesan saya hati-hati aja sih, nggak Cuma di
Air Terjun Tiu Kelep. Dimanapun kita datang berkunjung ke suatu tempat jangan
nekat menguji nyali kalau nggak pengen kejadian yang nggak diharapkan terjadi. Memang
segala sesuatu sudah ditakdirkan yang kuasa, namun sebagai manusia tentunya
kita sepantasnya merendahkan hati kita dan jangan menuruti ego.
Air Terjun Sendang Gile |
Oke, kami masuk saja meniti puluhan anak tangga menuju air terjun yang pertama yaitu Sendang Gile. Konon diberinama demikian karena dulu kala ada seorang pangeran yang dikejar singa gila. Untuk menghindari kejaran singa tersebut, sang pengeran bersembunyi di sebuah air terjun yang kini menjadi objek wisata ini. Air terjun tersebut tak punya kolam penampungan, jadi air yang terjun ke bawah langsung mengalir saja tanpa tertampung. Disini cukup aman untuk mandi-mandi di bawahnya. Saya dan beberapa teman yang belum mandi pun tak melewatkan kesempatan itu untuk membasahi sekujur tubuh dengan air dari Rinjani itu. Dingin tapi segar. Nikmat sekali berada di bawahnya. Air yang jatuh dari ketinggian 30 meter ke punggung rasanya seperti memijat-mijat dan menghilangkan rasa lelah setelah pendakian.
Puas di air tejun pertama kami bergerak ke air terjun yang kedua yaitu Tiu Kelep. Jarak dari air terjun Sendang Gile sekitar 30 menit berjalan kaki. Tak ada petunjuk memang, namun percabangan jalan yang mengarah naik di dekat air terjun pertama akan mengantarkan kita ke air terjun yang kedua.
Kita
akan melewati anak tangga ke atas yang ternyata itu adalah saluran air dari
arah air terjun Tiu Kelep. Ada juga terowongan yang tembus di jalan dekat air
terjun Sendang Gile yang letaknya lebih ke bawah. Terowongan tersebut pernah
saya lihat di acara My Trip My Adventure ditelusuri oleh Hamish sebagai host
acara tersebut saat itu. Tapi sekali lagi perlu didampingi guide kalo ingin
menelusuri terowongan tersebut sampai tembus. Peralatan penunjang juga perlu
dipersiapkan.

Sepanjang perjalanan dari air terjun Sendang Gile menuju Tiu Kelep akan menyusuri aliran air yang begitu jernih. Jernihnya beda, kayak ada manis-manisnya gitu hehehe. Sebelum benar-benar sampai di spot air terjun kedua itu, kita bakal ketemu satu aliran sungai yang lumayan besar, namun mau tidak mau kita harus melewatinya kalau memang pengen menuju Tiu Kelep. Sebelumnya pastikan dulu aman, caranya lihat orang-orang atau bule-bule nyebrang duluan. Kalau mereka baik-baik saja ikuti mereka. Kalau alirannya sedang deras sehingga tidak memungkinkan untuk melewati sungai tersebut lebih baik diurungkan dulu niat untuk menuju air terjun Tiu Kelep demi keselamatan.
melewati sungai untuk menuju ke Air Terjun Tiu Kelep |
Kami
lihat dulu orang-orang nyebrang sungai duluan, kalau aman barulah kami ikut
nyebrang. Ternyata aman dan kami pun menyebrangi aliran sungai tersebut secara
perlahan dan hati-hati. Semakin kesana debur air terjun Tiu Kelep semakin
terdengar tanda memang keberadaannya sudah tak jauh lagi. Dan... Taraaa...
Akhirnya kami bisa melihat keanggunan air terjun Tiu Kelep yang berpadu dengan kedasyatan debur airnya yang jatuh dari ketinggian 45 meter. Nama air terjun ini berasal dari Bahasa Sasak yang berarti "Kolam Terbang". Memang kolam penampungan air tempat jatuhnya air terjun tersebut terkesan horor dan dalem banget. So, jangan pernah ambil resiko untuk berenang dibawah terjunan Tiu Kelep. Cukup memandang dari jarak 10 meter saja sudah puas tasanya kok. Tak terasa pula baju yang kami pakai lama kelamaan basah karena butiran-butiran air yang beterbangan yang kadang memebentuk pelangi kala disorot sang mentari.
Akhirnya kami bisa melihat keanggunan air terjun Tiu Kelep yang berpadu dengan kedasyatan debur airnya yang jatuh dari ketinggian 45 meter. Nama air terjun ini berasal dari Bahasa Sasak yang berarti "Kolam Terbang". Memang kolam penampungan air tempat jatuhnya air terjun tersebut terkesan horor dan dalem banget. So, jangan pernah ambil resiko untuk berenang dibawah terjunan Tiu Kelep. Cukup memandang dari jarak 10 meter saja sudah puas tasanya kok. Tak terasa pula baju yang kami pakai lama kelamaan basah karena butiran-butiran air yang beterbangan yang kadang memebentuk pelangi kala disorot sang mentari.
Air Terjun Tiu Kelep |
Hah,
puas deh turun Rinjani disuguhi dua air terjun super keren itu. Selanjutnya
perjalanan kami bakal diteruskan menuju Gili Trawangan via Pelabuhan Bangsal.
Pengen tau dong pastinya keseruan kami disana yang merasakan aura menjadi TKI di negeri sendiri.
Tunggu cerita kami selanjutnya yah...!!!
Pengen tau dong pastinya keseruan kami disana yang merasakan aura menjadi TKI di negeri sendiri.
Tunggu cerita kami selanjutnya yah...!!!
Keren, pengen kesitu juga rasanya xD
BalasHapusRegards,
a-cupofrain.blogspot.com
Thx... Bisa dicoba kalo ke Lombok...
HapusKerennnnn
BalasHapusRental Mobil Makassar
Eh lubang2 jembatan nya dah ditutup besi, makin nyaman dan aman.
BalasHapusDulu pulang nya kami masuk gorong2 seru2an dan basah2an
Harus ditutup dong om biar aman, ntar kalo terperosok kan berabe... Kalo terperosok di hatimu sih nggak papa...
HapusNggak pake guide sih kami waktu itu, ga berani masuk terowongan gelap gulita itu deh... Seru kayaknya
Makasih ya buat tulisan2nya. Saya pengen ke Rinjani bulan Juni nanti, dan salah satu sumber informasi saya adalah blog kamu ini. Semangat terus menulisnya!
BalasHapusMakasih jg...
HapusSeneng kalo bisa memberi manfaat...