![]() |
BDK Manado |
Pada suatu senja pada tanggal 22 November 2011 sampailah saya di bandara Sam
Ratulangi Manado dan terhitung mulai saat itulah saya akan menyandang gelar
baru yaitu sebagai perantau. Yang entah sudah ada berapa ratus orang pendahulu
saya yang jejaknya saya ikuti dan semoga nanti bisa bertemu disini. Karena
dengan bertemu orang yang senasib sepenanggungan akan terasa selayaknya sudah menjadi suatu keluarga yang
bisa mengobati rasa rindu akan keluarga asli di Jawa. Sesampainya di pintu
keluar bandara dengan teman seperjuangan yang berangkat bareng dari daerah
asal, kami merasa
masuk ke dunia lain yang amat sangat jauh karena dari
angin-anginnya saja sudah
terasa berbeda. Perasaan apapun itu yang berkecamuk dalam hati tetap dalam hati
saya berkomitmen untuk berusaha menerapkan peribahasa yang di awal sudah
disinggung.
Jadilah saya sebagai penghuni rumah di Jalan Anggur 2 no. 4 Perumnas Paniki Dua
Manado, tapi hanya sebagai
mahasiswa yang selama setahun akan ngekos dirumah itu. Tentu hanya setahun saja sebab saya akan menempuh pendidikan
D1 Perpajakan dengan
lama study kurang lebih setahun. Dan saya ingat, saya hanya sebagai orang yang
istillah kasarnya numpang saja sehingga saya akan berusaha untuk menjaga
perilaku tidak seperti saat berada di rumah sendiri.
Hari demi hari berlalu yang hanyut akan rutinitas yang membuat saya
belum menemukan sesuatu yang berbeda dan menarik di tempat baru saya ini. Namun
sampai pada suatu saat setelah hidup disini beberapa waktu, saya menemukan
sesosok hewan yang tidak asing lagi namun yang berbeda adalah jumlahnya yang
terlampau banyak, yaitu anjing. Hampir di setiap rumah di kompleks memiliki
hewan itu yang dijadikan sebagai hewan peliharaan yang memang saya tahu kalau
hewan itu tipe peliharaan yang
setia. Karena kesetiannya itu pula yang membuat saya agak enggan berurusan
dengan hewan itu yang berarti bila bertemu orang baru hewan itu akan
menganganggap sebagai musuh dan akan mengeluarkan gonggongan maut yang membuat
bulu kuduk rontok. Mulai yang putih imut sampai yang hitam garang ada disini.
Saking tidak mau berurusannya dengan
hewan itu sampai terbelesit pertanyaan, “Anjing takutnya sama apa
yaa?”, sampai saat ini saya belum tau jawabannya. Hingga terceletuk pikiran untuk
membuat percobaan dengan menciptakan racun anjing. Tapi sepertinya yang satu
ini sudah termasuk tindakan kriminal dan celetukan itu seketika saya tarik
ulang. Ada salah seorang teman sekelas yang mengatakan kalau sebenarnya anjing
itu lemah. Mereka hanya kuat pada gertakan awal. Dia juga berkata kalo anjing
sebenarnya takut dengan kucing. Kalau yang satu ini sepertinya butuh pembuktian
dulu baru saya bisa percaya. Ia sudah pernah melihat saat ada seekor anjing
dengan kucing sedang beradu satu
lawan satu, mereka sama-sama tak ada takutnya, dua-duanya saling mengeluarkan
geraman yang menurut saya lumayan tidak biasa dipertontonkan oleh hewan
itu. Keduanya sudah mencapai batas
emosinya barulah geraman itu dikeluarkan. Lalu sang kucing dengan gagah berani
mencakar muka sang anjing dan anjing pun langsung K.O. Berarti benar juga ya kata teman
saya itu kalau anjing sebenarnya takut dengan kucing.

Namanya sebagai manusia
pasti tak lepas akan aktifitasnya keluar rumah dan pulang lagi, yang menjadi
pertanyaan adalah selama di luar rumah sudah berapa anjing yang menggonggongi.
Diluar itu saya mendapat ilmu tentang perilaku hewan tersebut yaitu
jangan berlari jika digonggong anjing, karena memang benar kalau kita ketakutan
saat digonggong anjing dan kita secara reflek berlari, maka seketika itu pula
anjing akan menganggap kita sebagai pencuri yang entah benar atau tidak harus
digigitnya. Kata orang bijak,“Kalau benar jangan takut”, hal ini bisa
diterapkan pada saat kita digonggong anjing. Harus tenang, jangan panik, dan
tetap melihat kedepan dengan berjalan perlahan. Suatu hari pernah terjadi dan
memang kalau kita tidak berlari, anjing tidak mengejar kita tapi bukan
jaminan juga ia berhenti menggonggong. Selagi ada orang baru yang lewat tentunya akan menstimulasi anjing
untuk menggonggong. Saat kejadian itu terjadi saya ingat untuk tetap tenang dan
jangan berlari sehingga membuat
anjing kaget, namun tetap saja rasa was-was itu ada dan dengan melirik sedikit
ke arah sang anjing, ternyata memang ia hanya menggonggong saja dan tidak
mengejar apalagi menerkam.
Dari perbedaan keadaan
lingkungan yang ada disini dengan segala kelebihan dan kekurangannya, jika kita
datang sebagai perantau alangkah lebih baik kalau kita sebelum menuju tempat
perantauan mencari informasi sebanyak-banyaknya tidak hanya hal yang sudah umum
namun juga sampai hal yang paling kecil agar penyesuaian atau adaptasi yang
kita lakukan bisa berlangsung tanpa hambatan dan yang terpenting adalah dengan menaati peraturan
yang ada.
mantep kak. adek tingkat 2016 absen.....
BalasHapusmasuk 2016/ lulus 2016 ???
Hapus