Semeru Ditutup, ehhh Arjuno Ikut-ikutan Ditutup


Perencanaan yang mantap bagi seseorang yang akan melakukan satu perjalanan memang diharuskan, demi kelancaran kegiatan tersebut tentunya. Namun bagi para penganut modal nekat, perencanaan dirasa tidak terlalu diperlukan. Ada kalanya modal nekat memang diiringi dengan keberuntungan, namun kalau hanya modal nekat saja seperti saya saat mau naik Semeru yang tanpa menggali informasi yang memadai, malah membuat bingung sendiri akhirnya.
Terkadang kita perlu mempersiapkan plan B sebagai jaga-jaga kalau saja ada sesuatu di luar perkiraan terjadi pada rencana awal, bahkan kalau perlu dipersiapkan pula plan C -nya. Walah, lebay banget kayaknya kalau sampai dipersiapkan rencana ketiga nya yaaa???
Tapi kejadian itu sempat menimpa saya dan teman sependakian saya beberapa waktu yang lalu...

Di awal November 2012 saya dan teman seperkuliahan berencana mengadakan pendakian ke Gunung Semeru. Segala persiapan selengkap mungkin telah dipersiapkan termasuk fotokopi KTP dan surat sehat dari dokter pun sebagai persyaratan administrasi telah siap. Saya dan rombongan teman yang sama-sama dari Jawa Tengah pun janjian ketemuan di Terminal Tirtonadi Solo untuk manuju Mojokerto sebagai basecamp sebelum pendakian sekaligus persiapan. Kami memilih bus untuk menuju Jawa Timur agar cepat sampai karena saat berkumpul di terminal jam sudah menunjukkan pukul lima lebih, terlebih bus dari Jawa Tengah ke Jawa Timur agak dikenal kecepatannya melebihi standar dan memang itu adalah kali pertama bagi saya. Terbukti setelah keluar dari provinsi Jateng dan masuk jalan raya di tengah hutan, bus pun menunjukkan kegarangannya dengan salip sana salip sini dengan kecepatan yang gak tanggung-tanggung, serasa sedang naik jetcoaster saja.

Hampir tengah malam sekitar jam 11 malam kami sampai di Mojokerto dan ternyata salah satu teman dan keluarganya sudah menunggu di sana dengan motornya yang akan menjemput kami. Sampai di rumahnya kami langsung bergegas beristirahat karena badan sudah terasa ngantik dan capek walau sudah tertidur sepanjang perjalanan. Keesokan harinya masih ada teman yang ingin gabung dalam pendakian ini, maka kami merencanakan pendakian di hari selanjutnya agar semua tim berkumpul dulu. 

Pada siang harinya kami mendapatkan kabar yang membuat kami galau karena ternyata jalur pendakian semeru di tutup karena ada salah satu mahasiswa universitas di Malang terpisah dari rombongan dan hilang di gunung semeru. Sempet belum percaya dan saya mencari informasi lebih dari internet dan ternyata betul jalur pendakian Semeru untuk sementara ditutup dan hanya dibuka bagi pendaki yang ingin bergabung dalam tim SAR. Pada malam harinya kami segera menentukan plan B untuk merencanakan pendakian di gunung lain karena sudah jauh-jauh sampai Jatim dan perlengkapan pendakian sudah lengkap. kamipun memutuskan untuk melakukan pendakian di salah satu gunung di Jatim yang masuk wilayah Kab. Pasuruan yaitu Gn. Arjuno yang memiliki ketinggian 3.339 mdpl. 
Pada tanggal 2 Nov 2012 pagi kami mulai perjalanan menuju pos perijinan Gn. Arjuno dari Mojokerto. Kami awali dengan mandi dan siap-siap sekaligus sarapan lalu kami segera berangkat.

the team......  berangkaaaaat

Tujuan pertama adalah terminal Mojokerto yang dilanjutkan Kejapanan, namun saat di angkot menuju terminal kami mendapat tawaran oleh seorang bapak-bapak yang duduk di sebelah sopir yang alhamdulillah menawari untuk bareng dengan truknya setelah ia tau kalau kita akan mendaki Gn. Arjuno, kami pun tersenyum mendengar tawaran itu.

The Real Adventure - Nebeng

Sampai di Kejapanan lalu lanjut naik bus menuju Pandaan dan diteruskan naik mobil colt sebagai angkutan umum menuju Tretes yang tak lain adalah pintu gerbang sekaligus pos lapor pendakian Gn. Arjuno. Di Pandaan ada seorang teman dari Blitar yang mau gabung lagi di pendakian ini yang di rencana awal akan mendaki Semeru dan sebenarnya dia sudah menunggu di Malang, sehingga dia menuju Pandaan karena tujuan pendakian dialihkan ke Gn. Arjuno. Setelah ketemu dengannya dan tim sudah lengkap kami menuju Tretes. Sepanjang perjalanan kami menikmati pemandangan dan mencari-cari bagaimana penampakan gunung yang kan kami daki, dan di tengah perjalanan pun kami mulai tampak gunung yang akan kami daki dengan indahnya namun ada sedikit keanehan di gunung itu yaitu segumpalan kabut putih di tengah gunung disela pepohonan yang terlihat tidak biasa, kami pikir ya itulah ciri kabut di Gn. Arjuno.  Kami pun turun di pos perijinan dan membayar ongkos angkutan menuju Tretes ini sebesar  Rp 7.500,- .

Masukin carrier dulu

Kami segera turun dan menuju pos lapor dan berita buruk kami dapatkan kembali karena jalur pendakian ditutup karena gunung sedang terjadi kebakaran. Jadi memang bukan kabut yang kami lihat saat di tengah perjalanan tapi memang gunung itu sedang kebakaran. Sudah lah, kami hanya bisa tersimpuh loyo di depan pos. Rencana kedua pendakian gunung di Jatim pun gagal. 

pos ijin pendakian Gn. Arjuno-Welirang

Sudah waktunya untuk sholat dhuhur kami pun mencari tempat sholat yang kebetulan di pos ijin ada mushola sekaligus mencari solusi terbaik dari akhir penantian itu. Untuk mengobati rasa kecewa kami pun berfoto di depan pos, itung-itung sudah pernah kesitu.

Sudah pernah sampai sini, walau pendakian ditutup
Kami pun memikirkan rencana ketiga sebagai obat rasa kecewa dua kali gagal naik gunung selama beberapa waktu di mushola. Dan kami pun mendapat satu destinasi berikutnya yang kami harapkan tidak ditutup lagi.
Kemanakah kami akan melangkahkan kaki ini?
Cerita selengkapnya disini.






Komentar