Pulau Sempu - Pulau yang Menyimpan Laguna Super Cantik



Setelah trip hari pertama di sekitaran Kota Blitar terselesaikan, tibalah saatnya untuk melanjutkan perjalanan kali ini menuju destinasi utama yaitu Pulau Sempu yang berada di Kabupaten Malang Selatan. Tak disangka-sangka, Malang menyimpan satu tempat tujuan wisata bahari yang belum bagitu ter-ekspose keberadaannya, karena kebanyakan orang tahu bahwa kota ini berada di daerah pegunungan yang berhawa dingin dan dikenal sebagai kota penghasil apel. Namun ternyata kota ini memiliki satu pulau cantik di laut sebelah selatannya yang bernama Pulau Sempu. 
Destinasi tersebut akhir-akhir ini mulai menjadi tujuan wisata favorit bagi para penggiat alam. Satu hal yang menjadi daya pikat yang memukau dari pulau yang satu ini adalah adanya primadona ekowisata yang sangat cantik yang kerap disebut "Danau Segara Anakan" atau Blue Lagoon yang memiliki pesona tersendiri. 
Keistimewaan Danau Segara Anakan  yang tidak dimiliki danau kebanyakan adalah airnya berasal dari Samudra Hindia yang masuk melalui celah karang yang berlubang sehingga saat deburan ombak membentur dinding karang Pulau Sempu, maka di waktu yang bersamaan air dari Samudra Hindia akan masuk ke dalam danau dan terperangkap hingga membentuk sebuah laguna yang super cantik.


Perjalanan Menuju Pulau Sempu

Hari itu dimulai dengan sarapan pagi di rumah Doni setelah barang-barang yang perlu kami bawa sudah terpack rapi di ransel, namun sayangnya ada satu barang yang lupa saya bawa yaitu kaca mata renang yang niatnya bakal saya pakai untuk menikmati pesona bawah air Segara Anakan. 
Dengan saling berboncengan Saya dan Doni juga Angga dan Uul kami mulai perjalanan panjang dari Blitar menuju Malang Selatan via Jalan Malang-Blitar yang nampak saat itu baru dibangun. Saya hanya menyetir saja mengikuti arahan Doni yang sudah tahu persis rutenya. 
Jalan panjang telah kami lewati mulai dari jalan raya yang sangat lebar hingga jalan perkampungan yang tak cukup untuk dilewati dua mobil yang saling berpapasan. Desa demi desa pun juga sudah kami lewati, tak lupa bukit demi bukit dilalui tapi kami belum juga sampai di destinasi utama kami. Saya ingat sekali saat itu kami harus menaiki dan menuruni bukit yang lumayan tinggi dan perlu kehati-hatian selain berbatasan langsung dengan jurang, laju motor kami harus kami pacu dengan stabil terutama saat hendak menyalip mobil di depan kami dengan jalan yang tergolong sempit. 
Turun dari bukit pertama kami sampai di Desa Sumbermanjing lalu menaiki lagi ke perbukitan lain sejauh 14 kilometer dan akhirnya sampai lah kami di Pantai Sendang Biru.
Sebetulnya sepanjang perjalanan banyak sekali penunjuk jalan yang mengarahkan ke Pulau Sempu namun tidak secara gamblang tertulis Pulau Sempu sekian km, tapi yang tertera di papan penunjuk itu adalah Pantai Sendang Biru sekian km. 
Adakah travellers yang belum tahu pantai tersebut memiliki hubungan apa dengan Pulau Sempu???
Yap, pantai tersebut merupakan sebuah pelabuhan nelayan dan tempat pelelangan ikan  dimana merupakan satu-satunya tempat penyeberangan menuju Pulau Sempu.
Selain bisa mencapai Pantai Sendang Biru dengan kendaraan pribadi yang tidak perlu ribet gonta-ganti angkot, alternatif lain untuk sampai di pintu gerbang penyebrangan menuju Pulau Sempu adalah dengan menggunakan transportasi umum. Namun cukup perlu usaha mendapatkannya dimulai dari Terminal Arjosari-Malang oper bemo AMG, AG, atau yang lain jurusan Terminal Gadang selanjutnya naik angkutan jurusan Turen dan ganti angkot lagi jurusan ke Pantai Sendang Biru.

Pantai Sendang Biru yang menjadi pelabuhan penyebrangan

Perijinan dan Transport Penyebrangan

Sampai di Pantai Sendang Biru kami masuk dengan membayar sebesar Rp 16.000,- untuk dua orang plus parkir sebesar Rp 2.000,-. Kemudian kami menuju pos lapor yang ada di dekat penitipan sepeda motor berbilik, mungkin itu parkiran bagi travellers yang berencana ngecamp di dekat Segara Anakan. Selain tempat parkir yang khusus tersebut ada juga parkiran outdoor tanpa bilik termasuk kami yang memanfaatkannya karena kami hanya mengunjungi Pulau Sempu tidak sampai menginap jadi cukup memarkirkan motor kami di tempat parkir yang terbuka saja.
Bukti Lapor
Satu hal Yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyebrang ke Pulau Sempu, kita harus memiliki ijin masuk cagar alam, karena Pulau Sempu merupakan salah satu cagar alam yang dilindungi. Disamping itu, pak supir kapal juga tidak mau mengantar kita untuk menyebrang kalau kita tidak memegang bukti lapor.
Saking dijaganya pulau ini sebagai salah satu kawasan konservasi alam sehingga Perda setempat pun melarang siapa saja untuk mendirikan bangunan dalam bentuk apa pun di dalamnya. 
Di pos perizinan dan administrasi itu kita juga diharuskan membayar biaya administrasi sesuai dengan jumlah rombongan sekaligus menandatangani perjanjian untuk senantiasa menjaga keasrian pulau. Proses perijinan pun cukup diwakilkan oleh salah satu anggota rombongan. 
Alangkah lebih baik jika kita punya pengetahuan lebih tentang kondosi medan dan alam di Pulau Sempu, lebih-lebih lagi jika dalam satu rombongan sudah ada yang pernah kesana agar hal tidak diinginkan seperti tersesat di tengah pulau tidak terjadi. 
Jangan lupa pula untuk membawa bekal secukupnya terutama bagi yang ingin camping di dekat Segara Anakan.
Karena hal itu pula kami juga sempat kami kebingungan saat ditanya pernah ke Pulau Sempu sebelumnya atau tidak. Salah satu dari kami menjawab belum, dan akhirnya kami pun mendapat ceramah singkat dari bapak penjaga pos itu. Intinya beliau mengatakan bahwa Pulau Sempu itu adalah cagar alam yang masih sangat alami dan besar peluangnya jika orang awam yang belum pernah masuk untuk tersesat. 
Kami sempat menyangkal kalau kami bisa mengikuti rombongan di depan kami. Namun hati bapak itu pun tidak mau luluh mengijinkan kami melaju menuju Pulau Sempu. Akhirnya kami berinisiatif bergabung dengan rombongan sebelum kami yang baru saja melapor dan diijinkan. Sebenarnya mereka sudah mau berangkat namun seketika saya pun mengejar rombongan mahasiswa yang ternyata berasal dari ITS itu. Lalu kami mengajak salah satu dari mereka untuk  melapor sebagai bukti telah mendapat rombongan yang paham mengenai medan di Pulau Sempu. 
Akhirnya kami diijinkan meneruskan perjalanan dan kami menjadi satu rombongan berduabelas dengan beberapa mahasiswa ITS itu. 
Untuk menyeberang tidak perlu khawatir karena banyak kapal penduduk yang disewakan untuk sarana menuju Pulau Sempu. Biaya penyebrangan menggunakan kapal ini cukup murah,  apalagi jika kita datang berombongan kan bisa dishare. 
Satu kapal disewakan Rp 100.000 sudah termasuk penjemputan nanti. Jangan lupa untuk mencatat nomor handphone sang nahkoda yang tertulis di kapal sekaligus menghafal nomor kapal yang mengantar tadi agar saat penjemputan nanti bisa dikenali dengan mudah. 


pemandangan di atas kapal penyebrangan Pulau Sempu

masih di atas kapal penyebrangan Pulau Sempu

ada pantai juga di pinggiran Pulau Sempu, tapi bukan ini tujuan utamanya

Medan di Pulau Sempu

Sesaat setelah sampai di pulau ini, pertama kali akan disambut oleh rimbunnya pohon bakau di tepian pulaunya. Kicau burung bersahutan sepanjang perjalanan menuju spot incaran para travellers "Segara Anakan". Sesekali juga terdengar ringkikan kera terdengar di lebatnya pepohonan. 
Setelah satu jam lebih menyusuri trek istimewa di tengah pulau, akhirnya danau biru sudah mulai kelihatan namun yang saya cari belum tampak, yaitu celah karang yang menghubungkan laguna tersebut dengan Samudera Hindia. 
Beberapa saat kemudian mulai terdengar lah deburan ombak yang keluar dari celah karang dan masuk ke dalam danau yang jernih itu. Setelah mulai terlihat pasir putih menyerupai pantai kita akan menemui jalan menurun menuju lokasi yang sudah banyak tenda yang berdiri. 
Setelah sampai di dataran berpasir pantai tak sabar rasanya untuk segera menceburkan diri di air yang sangat jernih dan segar itu.
Wah kami sangat bersyukur karena kondisi medan menuju danau Segara Anakan saat itu masih tergolong normal dan mudah dilalui, padahal masih terhitung masuk di musim penghujan. Kami sangat khawatir sebenarnya jika datang ke Pulau Sempu bertepatan dengan musin hujan karena menurut info yang kami dapat medan menuju Danau Segara Anakan akan sangat sulit sekali dilalui selain becek yang mempersulit untuk melangkah, juga ada satu trek berbatu terjal yang langsung berbatasan dengan danau yang dalam.

Gallery Keindahan Pulau Sempu 

pemandangan pepohonan bakau sesaat setelah turun dari kapal


Primadona Pulau Sempu, "Danau Segara Anakan"

bisa main air sepuasnya

berbatasan langsung dengan Samudra Hindia

Komentar