Pesona
alam Sulawesi Selatan patut jadi pertimbangan untuk menjadi destinasi favorit
para traveler. Pasalnya provinsi ini punya keindahan alam yang sangat komplit.
Kali ini bakal dibahas tentang satu gunung yang nggak terlalu tinggi, malah
lebih pantas sebagai bukit, bernama Bulusaraung.
Nggak
asing pastinya dengan nama itu. Yap, tentu saja karena nama itu tak lepas dari
sebuah taman nasional yang begitu tersohor di Indonesia yaitu Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN
Babul) yang terkenal sebagai Kingdom of
Butterflies. Tempat tersebut begitu unik karena berada pada kawasan
pegunungan karst yang membentang dari Kabupaten Maros hingga Pangkep. Tak heran
kalau menjadi karst terbesar yang kedua di dunia setelah China. Kalau kita
mendarat di bandara Sultan Hasanuddin Makassar kita bakal disambut dengan
bentangan karst tersebut. Tengok saja dari jendela pesawat, tapi jika
pendaratan malam jangan harap bisa melihatnya ya.
Beberapa
tempat unik dan menarik di sekitaran Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
sudah berhasil saya sambangi. Masih beberapa sih, diantaranya Taman Batu
Rammang-rammang, Dusun Berua yang terisolasi karst yang indah, Taman Prasejarah
Goa Leang-leang, dan Taman Nasional Bantimurung itu sendiri. Dan beberapa waktu
yang lalu punya kesempatan untuk mendaki Gunung Bulusaraung. Selain itu masih
buanyak banget yang bisa dieksplor.
Gunung Bulusaraung
Gunung
setinggi 1.353 mdpl ini termasuk yang menjadi favorit pendaki di Sulawesi
Selatan selain Bawakaraeng. Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari pusat Kota
Makassar menjadikannya mudah untuk dijangkau. Cukup kurang lebih 2,5 jam saja
waktu tempuhnya dari pusat kota ke basecamp.
Awal
pendakian dimulai dari Desa Tompobulu, Kec. Balocci, Kab. Pangkep. Ancer-ancernya
kalau dari arah pusat Kota Makassar, kita harus memacu kendaraan menuju ke arah
Pangkep. Belok kanan ntar pas jalan masuk yang sama dengan jalan ke arah pabrik
Semen Tonasa. Bukan Bosowa loh, kalau jalan ke pabrik Semen Bosowa itu kalau
kita mau menuju ke Taman Batu Rammang-rammang dan Dusun Berua. Setelah ketemu
jalan masuk ke pabrik semen, kita ikuti jalan itu saja hingga nanti menemukan
percabangan dan ambil yang kanan. Tenang ada petunjuknya kok, kalau pun udah
copot bisa tanya warga. Jalan yang kita lalui itu adalah jalan ramai kok.
Beberapa
saat sebelum sampai basecamp kita akan melewati jalan aspal berganti beton yang
sangat menanjak. Perlu hati-hati karena sempit sekali jalan itu, banyak
tikungan pula. Sedangkan angkot (pete-pete) pun kadang bisa sampai desa di
atas. Harus sering-sering pencet klakson kalau ketemu tikungan, siapa tau
tiba-tiba ada angkot nongol gak bilang-bilang.
Sampai
di basecamp kita registrasi dulu dan bayar tiket masuk. Kemudian kita bisa
langsung mendaki atau mau leyeh-leyeh dulu setelah perjanalan yang melelahkan
dari pusat kota juga boleh. Gunung Bulusaraung punya 10 pos antara basecamp sampai
pucuk. Puncaknya sendiri adalah Pos 10, sedang Pos sebelumnya yaitu Pos 9
adalah camping ground yang bisa
dipakai pendaki untuk mendirikan tenda. Mata air bisa ditemukan di dekat lokasi
kemah, namun harus berjalan sekitar 5 menit dengan medan agak menurun. Jarak
antar pos rata-rata setengah jam dengan tempo jalan kaki normal.
Jangan
bayangkan gunung yang nggak terlalu tinggu seperti Bulusaraung ini treknya
gampang. Sekiranya dari pos 1 hingga Pos 5 treknya nanjak banget, pastinya
bikin ngos-ngosan. Beberapa pos sudah ada shelter yang bisa dipakai untuk
istirahat, beberapa yang lain hanya berbentuk tanah datar dengan papan penanda
pos saja.
trek awal-awal begini nih |
view-nya memanjakan mata |
Memulai Pendakian
Waktu
itu kami memulai pendakian setelah menunaikan sholat ashar berjamaah di masjid
dekat basecamp. Oiya kami mendaki pada tanggal 15 Agustus 2015. Kenapa kami
tidak memilih pas 17 Agustus saja, itu karena tentunya pendakian pada hari itu
membludak sedangkan sepertinya lokasi camping dan puncaknya yang tak terlalu
luas.
kata-kata mutiara ada di setiap pos |
penunjuk sumber air di Pos 5 |
Tower di Pos 8 |
pemandangannya jos |
don't try this everywhere |
Pendakian
kali itu menjadi pendakian pertama dengan serangan badai terparah selama saya
mendaki. Lebih-lebih saat summit attack
pula. Satu lagi hal yang tidak bisa diremehkan dari gunung setinggi 1.353 mdpl
ini. Entah pertanda apa, pagi hari itu saat mengejar sunriseyang kami sadari tidak akan terkejar lagi karena sleeping bag yang nempel kayak perangko.
Jalur
pendakian dari Pos 9 sampai Puncak atau Pos 10 perlu waktu kurang dari satu jam. Sehingga bisa diperkirakan saja kalau mau
mengejar matahari terbit. Penyesalan agak kami rasakan karena badai yang kami
tunggui hilangnya ternyata betah banget hinggap di Puncak Bulusaraung. Kami
sempat nunggu badai berlalu mungkin satu jam ada. Angin bercampur gerimis
menerbangkan pasir menghantam kami yang bersembunyi di balik batu. Kami pun
memutuskan untuk balik ke camp tanpa
menikmati view khas Puncak
Bulusaraung yang sebenarnyakalau cerah sangat Instagramable banget.
Pukul 10an kami sudah mengepak barang-barang kami untuk bersiap turun ke basecamp. Kami tengok puncaknya yang
terlihat samar tertutup rimbunnya pepohonan di Pos 9, ternyata cerah banget
sepertinya saat itu. Langit biru tanpa awan menghiasi puncaknya. Hmmm, oke fine mungkin kami belum beruntung.
Semoga kesempatan kedua yang entah kapan nanti kami bisa mendapatkan view yang clear.
Dalam perjalanan pulang kami sempatkan mampir dulu ke Taman Purbakala Sumpang Bita yang sedari kami lewat waktu menuju basecamp sudah membuat kami penasaran ada apa di dalamnya.
Kalian penasaran juga khan?
Pintu Gerbang Sumpang Bita |
Cerita perjalanan kami ke Taman Purbakala Sumpang Bita bisa dibaca disini nih.
Viewnya cakep bener mas :), nyesel deh kemaren ke sulawesi selatan nggak mendaki bulusaraung. Cuma jalan2 ke maros doang :(
BalasHapusSalam kenal
Wah sayang skli mas, padahal deket loh dr Maros. Ga perlu waktu lama jg kok untuk mendakinya. Kapan2 lah dicoba.
HapusSalam kenal juga...
aku juga ngak mau kamu memandang aku sebelah mata, aku mau kau pandnag aku dengan segenap jiwa raga mu ... Pandang aku massssss #laludikeplak
BalasHapusKeplak nih...
Hapus#Plakkkk
Keplak manja aje yeeee #Merajuk
HapusKadang gitu ya, saat awal cerah, tapi pas muncak cuaca mendadak berubah. Lalu saat sudah turun, puncaknya cerah hehehe.
BalasHapusCuaca emang susah diprediksi mas....
Hapusnice story bang....
BalasHapusterimakasiiii....
HapusSekarang naik ke bulusaraung bayar yah ? mungkin krn sudah rame yang naik yah.. aku dulu gak pake bayar langsung naik saja.. tapi itu dah lama.. pas jaman SMA.. thn 95 .. tapi lihat foto2 nya jadi pengen naik lagi nih.
BalasHapusiya ada retribusinya memang, sudah rame pendakinya...
HapusBulusaraung indah sekali
BalasHapuswah saya suka postingan anda! jadi pengin kesana juga deh. ohya anda bisa mengunjungi Pariwisata Indonesia untuk melihat referensi pariwisata lainnya. Terima Kasih
BalasHapusView nya bikin spechless banget :o
BalasHapusBerapa biaya masuk ksitu bulusaraung kk??
BalasHapussaya terakhir kesitu tahun 2016 kak, waktu itu satu orang 10 ribu apa ya. Sekarang bisa jadi sudah naik.
Hapusterakhir kesana 2016 masih 10 ribu kalau ga salah, sekarang bisa jadi sudah naik kak.
HapusAda uang jaminan sampah jg, sy sdh 2x ke sna
BalasHapus