Pendakian gunung membutuhkan beberapa persiapan agar selama kegiatan itu berlangsung tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain persiapan logistik dan peralatan mendaki, persiapan fisik pun sangat diperlukan karena memang kegiatan tesebut sangat menguras tenaga terlebih dengan beban yang dipikul dan medan yang berat.
Persiapan fisik yang saya lakukan kali ini sebagai persiapan pendakian ke Gunung Merbabu (3.142 mdpl), saya rencanakan untuk mendaki dulu gunung yang tidak terlalu tinggi yaitu Gunung Andong (1.736 mdpl) yang juga merupakan tetangga Gunung Merbabu.
Gunung ini sebenarnya juga sudah lama saya pengen daki karena selain tidak terlalu jauh dengan rumah, tapi juga pemandangan yang di tawarkan tak kalah luar biasa dengan gunung tinggi yang lainnya.
Saat itu saya naik motor tapi masih belum tahu bakal ditaruh dimana nanti motor tersebut saat saya tinggal naik gunung, namun hal itu tak terlalu menjadi pikiran bagi saya. Kalau sampai tidak menemukan tempat yang aman untuk memarkir motor, paling terpaksanya ya dititipkan di salah satu rumah warga yang terdekat dengan jalur pendakian. Beres kan..... *-*
Lokasi Mulai Pendakian
Beberapa hari sebelumnya, saya kumpulkan informasi dulu dimana start untuk melakukan pendakian ke Gunung Andong ini. Setelah cukup bekal dan mengetahui dimana tempat mulai pendakian, maka pada tanggal 6 Maret 2013 pukul 7 pagi saya mulai perjalanan menuju kaki Gunung Andong dengan melewati Pasar Ngablak dan berbelok ke kiri arah Desa Srigading, Kec. Ngablak, Kab. Magelang yang merupakan pintu masuk menuju puncak Gunung Andong.Saat itu saya naik motor tapi masih belum tahu bakal ditaruh dimana nanti motor tersebut saat saya tinggal naik gunung, namun hal itu tak terlalu menjadi pikiran bagi saya. Kalau sampai tidak menemukan tempat yang aman untuk memarkir motor, paling terpaksanya ya dititipkan di salah satu rumah warga yang terdekat dengan jalur pendakian. Beres kan..... *-*
Sekitar pukul 8 saya tiba di desa di kaki Gunung Andong, tapi sebelumnya saya harus bertanya-tanya dulu kepada warga sekitar untuk menanyakan tempat awal jalur pendakian karena saya kurang tahu lokasi persisnya dimana.
Setelah ketemu lokasi awal pendakian, saya putuskan untuk memarkirkan motor saya di tengah ladang bersisian dengan motor-motor warga yang sedang sibuk bercocok tanam.
Setelah ketemu lokasi awal pendakian, saya putuskan untuk memarkirkan motor saya di tengah ladang bersisian dengan motor-motor warga yang sedang sibuk bercocok tanam.
Tak seperti Gunung Telomoyo yang berada di sisi utaranya yang sudah menjadi gunung wisata dan harus membayar kontribusi masuk, pendakian Gunung Andong ini tidak dipungut biaya sepeserpun termasuk uang parkir, secara kan parkirnya di kebun gitu...
Oiya, pendakian kali ini masuk dalam rekor hidup saya dimana ini merupakan Solo Hiking atau pendakian tunggal pertama saya walau gunungnya termasuk gunung yang tak begitu tinggi.
Setelah memastikan sepeda motor terparkir aman maka saya langsung saja mulai mendaki dengan berbekal ransel kecil, kamera, dan tripod.
Cuaca saat itu sangat cerah banget, langit pun sangat biru tanpa kabut. Tapi gak tau juga kalau agak siangan biasanya sih puncaknya bakal tertutup kabut.
Cuaca saat itu sangat cerah banget, langit pun sangat biru tanpa kabut. Tapi gak tau juga kalau agak siangan biasanya sih puncaknya bakal tertutup kabut.
Pepohonan Pinus di Gunung Andong |
Perjalanan menuju puncak saya tak banyak habiskan dengan istirahat karena langakah kaki saya usahakan sestabil mungkin tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat juga. Memasuki hutan penuh pinus jalan sangat menanjak dan masih tanah berumput, berbeda saat sampai di batas akhir vegetasi dengan pemandangan yang mulai terbuka dan jalan yang ada sudah mulai ditata dari bebatuan yang memudahkan untuk pendakian. Ada pula sumber air tepat di pinggir jalur pendakian yang mengalir melalui pipa kecil yang bisa dimanfaatkan bagi pendaki yang pingin ngecamp.
Jalan Setapak Berbatu |
Tak perlu khawatir untuk mendaki gunung
yang satu ini karena beberapa Mapala sudah secara sukarela memasang beberapa
anak panah untuk petunjuk menuju puncak gunung. Selain itu juga tak banyak
percabangan jalan di gunung ini.
Di tengah
perjalanan dengan matahari makin terik saya yang berjalan sendiri dikagetkan
oleh suara langkah kaki yang seperti terseret-seret. Detak jantung pun sempat
terpacu lebih kencang, namun setelah muncul sumber suara tersebut detak jantung
mulai normal kembali seiring hela nafas lega. Ternyata itu adalah suara seorang
ibu perkasa pencari rumput membawa rumput satu ikat besar di atas kepalanya.
Sungguh sangat mengagumkan sekali bisa berpapasan dengan ibu
tersebut yang memikul beban seberat itu di hampir puncak Gunung Andong.
Saya perkirakan sih ibu itu berusia sudah lebih dari setengah abad.
Melihat
ibu itu saya makin semangat memacu langkah kaki saya menuju puncak gunung. Tak
lupa saya juga membidikkan lensa kamera ke semua sisi karena memang pemandangan
yang ada sangat luar biasa. Desa-desa di bawah pun tampak sangat kecil dengan
hiasan ladang-ladangnya yang tertata rapi menyerupai persawahan di Pulau
Dewata.
desa dan ladang dari Puncak Gunung Andong |
Setelah
berjalan kurang lebih hampir satu setengah jam akhirnya sampailah saya di
puncak sebelah kiri dengan dataran yang bisa dijadikan lokasi mendirikan tenda.
Dilokasi ini juga ada bekas api unggun yang menyisakan arang-arang dari kayu
bakar tampak masih baru.
"Geger Sapi" Gunung Andong |
Perjalanan masih harus dilanjutkan menuju puncak tertinggi yang dari bawah tadi terlihat bentuknya lancip.
Sebelum mencapai puncak tertinggi ini harus melewati dulu trek yang paling menantang selama perjalanan yaitu menyusuri jalan setapak kurang dari satu meter dengan sisi kanan kiri jurang yang sangat dalam tanpa pembatas. Angin yang bertiup kencang juga makin menambah derasnya adrenalin mengalir.
Dengan perlahan dan tetap menjaga keseimbangan meniti trek yang kerap disebut “Geger Sapi” atau punggungan sapi ini saya sempat teringat dengan jenis trek yang sama dengan yang ada di Gunung Merbabu. Dari yang saya baca di blog orang, di Merbabu juga ada trek yang seperti ini.
Sebelum mencapai puncak tertinggi ini harus melewati dulu trek yang paling menantang selama perjalanan yaitu menyusuri jalan setapak kurang dari satu meter dengan sisi kanan kiri jurang yang sangat dalam tanpa pembatas. Angin yang bertiup kencang juga makin menambah derasnya adrenalin mengalir.
Dengan perlahan dan tetap menjaga keseimbangan meniti trek yang kerap disebut “Geger Sapi” atau punggungan sapi ini saya sempat teringat dengan jenis trek yang sama dengan yang ada di Gunung Merbabu. Dari yang saya baca di blog orang, di Merbabu juga ada trek yang seperti ini.
Jalan Tipis Kanan Kiri Jurang |
Dengan
perjuangan melawan tiupan angin di punggungan sapi yang berbentuk gigiran tanah
yang tipis ini, saya akhirnya sampai di puncak tertinggi Gunung Andong yang
tidak terlalu luas dan banyak ditumbuhi rerumputan.
Memang
gunung ini memiliki bentuk yang sangat unik dimana puncak tertingginya
bentuknya sangat lancip. Jika dilihat dari kejauhan dan dipikir-pikir secara
seksama bentuk gunung ini menyerupai punukan sapi. Jadi mungkin dari bentuk
inilah sehingga gunung ini dinamai Gunung Andong.
Kabut mulai beterbangan melintasi puncak
gunung yang membuat saya pengen segera turun ke bawah karena saya hanya
sendirian di puncak dan suasana sangat mencekam. Tapi ada keinginan juga untuk
berlama-lama di puncak karena kabut itu hanya lewat saja dan sesekali tersibak
lalu terlihat pemandangan yang sangat luar biasa dari puncaknya.
Melihat puncak di seberang juga sangat
keren karena tampak sangat hijau ditemani langit biru dengan awan dibawahnya.
Kalau
saat SD dulu kebanyakan anak menggambar pemandangan dan mewarnai gunung dengan
warna biru ternyata sebenarnya jika didekati gunung itu berwarna hijau
seperti Gunung Andong
ini.
Perjalanan
menuju puncak Andong ini membuat kesadaran tersendiri bagi saya karena Tuhan
menciptakan sangat banyak keindahan alam sebagai bentuk kebesaran-Nya, jadi tak
sepantasnya kita menyombongkan diri dengan segala sesuatu yang telah kita
miliki saat ini karena kita ini sangat kecil tak ada bandingannya dengan
kuasa-Nya. Kesadaran
macam ini pula yang berkali-kali muncul di diri ini terlebih setelah perjuangan dalam suatu
pendakian dan akhirnya bisa sampai puncak gunung dimana bisa melihat betapa
kecil sebenarnya manusia itu.
Setelah
puas menikmati pamandangan di puncak utama Andong, saya putuskan untuk turun
dengan melewati rute yang berbeda dengan rute naik. Rute turun ada di sebelah
utara atau langsung turun dari puncak utama. Nantinya bakal ada jalan memutar
untuk sampai di lokasi awal pendakian, namun perlu ketelitian untuk mencari
jalan yang tepat untuk menuju tempat parkiran motor tadi.
Pukul
10.45 saya sudah menemukan lokasi parkir motor saya, tapi harus menerobos
rerumputan tinggi melewati ladang-ladang penduduk dan sempat kebingungan juga
untuk kembali ke lokasi awal.
Sungguh
luar biasa pengalaman pendakian kali ini walau hanya dengan ketinggian 1.736
mdpl tapi rekor pendakian tunggal saya ada di gunung ini.
Matahari tertutup awan, jadi teduh..... |
Gunung dengan kemiringan yang lumayan |
Pohon Pinus masih mendominasi pemandangan |
biru dan hijau berpadu menjadi satu |
desa dan ladang dari atas Gunung Andong |
ada Bulan Sabit kecil |
Puncak Gunung Andong dengan Geger Sapinya |
di puncak tertinggi |
pemandangan Rute Turun |
keren pemandangannya..ijooo dan langitnya biruu...
BalasHapusiya seh,tuk coba mendaki gunung yg lumayan tinggi hrus latihan fisik dlu..:)
@YouRha:
BalasHapusbener bgt bro....
mantab mas bro, rencana besok saya dan teman-teman juga mau kesana dengan tujuan yang sama (pemanasan sebelum ke merbabu) :)
BalasHapusterimakasih share pengalamannya (y) succes..
@Joko S:
BalasHapussiip mas, selamat menikmati keindahan Gunung Andong...
cepet banget di, treknya dibanding klabat lancar mana di? estimasimu klabat kita kelamaan nggk di?
BalasHapus@piton994:
BalasHapusgunung ini cocok buat latian mendaki ke gunung dengan level dan ketinggian di atasnya pak....
Klabat itu ada dua level di atas gunung ini kok....
malah aku sempet papasan ama ibu-ibu yang nyari rumput buat ternake sampai hampir di puncak gunung ini....
pas klabat itu kayane agak kelamaan menurutku, tapi faktor banyaknya personil juga menentukan lama tidaknya kan,
soale podo tunggu-tungguan pas jarake berjauhan...
Kita wae pas kae hampir tiap pos berhenti lama
pas ke sini lagi agak mendung, dan motor disuruh dititipin di kepala dusun karena ada yang suka mencuri spion (katanya) :p
BalasHapus@El Cid:
BalasHapusaku parkir di ladang penduduk yang lagi rame-rame pada berladang kok mas,
jadine bisa sekalian nitip sama salah satu warga yg lg di ladang....
wah uda sampe andong juga yaaa, penjelajah sejati....
soalnya dulu ada yang ngepos bisa didaki, ya jadi pengin aja. Pas dilihat dari Telomoyo juga kayaknya cuma sini situ :p
BalasHapusmau tanya bro, kalo mau daki gunung yg tingginya sedengan gini mendingan telomoyo apa andong ya? perbandingan dr pemandangannya, akses, dll gitu,,
BalasHapusrencananya pengen nyoba salah satunya deket2 ini,
makasih infonya nggih :D
@ham han:
BalasHapussebenernya dua2 nya perlu dicoba mas, soalnya beda jauh dari karakter, pemandangan, sensasi mendaki, dll nya lah...
dr proses mendaki aja uda beda bgt, telonoyo kan bisa naik pake motor sampe puncknya.
klo suruh milih antara keduanya sih mending andong dulu mas....
Selamat mendaki, thx ud mampir di blog ku....
Keren. Ak blm pernah lo naik k gunung Andong, padahal gunungny d dpn rmhku lo :)
BalasHapus
Hapuswahh sayang bgt... pdhal nanjaknya ga terlalu memakan waktu jg lho mas...
lebih2 pemandangannya ajib banget d puncaknya... kali aja bisa dada dada sama orang rumah pas km di puncaknya mas hehe...
Halo, salam kenal..thks dah sharing2 tentang pendakian. Kebetulan 2 minggu lagi rencana mau ke Gunung Andong. Kalau boleh tau waktu mas ke Pasar Ngablaknya itu dari arah Salatiga atau dari arah Magelang?
BalasHapusThks alot
Salam pecinta alam :)
BalasHapussalam kenal juga "-"
wah dua minggu lagi ya... waktu itu sy dari arah timur mbak, arah Salatiga...
klo mbaknya sendiri mau dari arah mana ntar? sama mudahnya kok dari arah barat maupun timur...
Thx sudah berkunjung....
Liburan Idul Adha kemrin saya sempat mampir ke Gunung Andong. Fiuh, gunungnya nggak terlalu tinggi tapi lumayan bikin ngos-ngosan. Dan saat jalan di punuk untanya sempat "ngesot" gak berani berdiri hahahaha, ngeri euy. Tapi view gunung ini cihuy abis.
BalasHapusBetewe salam kenal, Mas :)
Ya begitulah istimewanya gunung Andong mas...
HapusCerah kan pas km naik, atau kabut...
Salam kenal jg mas...
jadi pengen ke gn andong, foto2 di geger sapi, haha..
BalasHapusMonggo mas.... Tinggal pilih hari
HapusMas Ardiyanta.. Ayokk k semeru... Kapan ada rencana ke sana...he
BalasHapusWah semeru uda dua kali kesana mbak, baru juni kmren lg...
HapusMonggo saja kesana... Ga bkal nyesel deh...
keren bro gunung andong... rencana mw ksini ma tmen2 , oiyaa rute naik n rute turun ke gunung ini lewat jalur yg sama ya? atau ada jalur lain stelah dpuncak??
BalasHapusbro yanta apakah di skitar gn.andong atau daerah situ ada pemandian air panas??
mksh... keren blognya :)
Kalo mau ambil jalan beda ada kok....
HapusDi puncak tertinggi ntar ada jalur turunnya...
Klo pemandian air panas paling di magelang, di candi umbul. Itu pun ga panas" bgt...
Yg enak di ungaran tu, di Candi Gedong Songo
Mas Ardiyanta,,adakah teman yang mau ke semeru juga..lagi cari temen ini...
BalasHapusWah ga bgtu tau mbak... Pada sibuk jg si. Lagian klo ke Semeru perlu waktu sekitar 5 harian include perjalanannya. Lg nggak pd libur...
HapusRupanya ada juga catper pendakian Gunung Andong hehehe..
BalasHapusBaca ini jadi sedikit nostalgia, Gunung Andong adalah gunung pertama yang saya daki sewaktu ikut pecinta alam di SMA. Naik dari Grabag, buka jalur baru dan turun lewat tangga batu nembus bumi perkemahan Mangli (kalo gak salah).
Kayaknya boleh sekali-sekali diagendakan maen-maen ke Andong lagi :)
Nice blog betewe :)
Wah pengalaman masa lalunya lumayan jg mas...
HapusBoleh tu... Monggo saja atur waktu untuk mendaki gunung Andongnya
gan,, kapan2 ngajak2 rasah mangkat dewe
BalasHapussiapp kang insyaallah...
HapusIndah tenan
BalasHapusbenar...
Hapusdesaku di lembah Andong... :) jogoyasan . pertama kali aku mendaki gunung ini kelas 4 SD, berlima. dan kesasar2... sampe rumah dah magrib,,, orang sekampung pada ribut,,,,
BalasHapus,pengalaman perasaan tersesat ternyata menarikku ke medan pendakian2,, berikutnya,,,,.
wah sip pengalamannya kang...
BalasHapussekarang jadi pendaki sejati mesti, sejak SD uda berani mendaki gitu
Saya naik gunung Andong 6th yang lalu, pemandangannya luar biasa brengsek bagusnya. Apalagi pas ngelewatin "geger sapi / jembatan setan", jalan setapak kanan-kiri jurang :D seru banget.
BalasHapusdulu masih jarang didaki mas... skrg uda ruame poll...
BalasHapussemoga masih terjaga lah...
Aku baru malming kemaren naik gunung andong mas, sunrise-nya indah, pendakinya juga rame banget. tapi sedikit sampah dan coretan2 tangan jail itu yg bikin gak nyaman :(
BalasHapusitu jg sebenarnya yg sy takutin dgn ketenaran Gn. Andong skrg mbk...
Hapusterimakasih :) bisa buat referensi ini
BalasHapussama2 mbak... selamat mendaki Gunung Andong...
Hapusberapa jam mas naiknya??
BalasHapus3 jam naik turun kk
BalasHapuswah enak nih bakal bonus, kalo abis turun merapi jauh engga kalo lanjut gunung andong? berapa jam kira kira jaraknya?
BalasHapusdeket kok, paling 2 jam perjalanan... dari basecamp Merapi ke arah Kopeng
Hapusdi gunung andong ada tempat buat buka tendanya ga mas..??
BalasHapusadaa, di puncak bisa...
Hapusmas ada alamat twitter gak? atau contact person? pengen ke andong tp gak tahu rutenya..mau tanya tanya seputar arahnya..siapa tahu bisa jadi pemandu...trims
BalasHapusada pin BB
Hapus7FBF3ECD
sip..udah saya invite ya mas...
Hapusijin share bang
BalasHapusBoleh2... Dgn senang hati
BalasHapuskmrn minggu baru dari andong...di puncaknya udah gak seijo yang digambar ini :(
BalasHapusgambar yg disini diambil pas jaman2 Andong masi sepi mas...
Hapussekarang mah jangan ditanya gimana ramenya...
akibatnya itu deh...
halo mas, sy baru baca blognya, keren..
BalasHapusbtw besok jumat sy rencana ke gn. andong, untuk yg baru pertama kali muncak terhitung ringan atau tdk ya mas? sy cewe btw hehe thankyou..
lebih baik ngajak teman yg sudah pernah naik gunung mbak buat ndampingin...
HapusSejauh ini sih jalur aman kok, nanjaknya juga wajar n nggak nanjak banget...
Barengan sya jg jumat tp brgkt sore hehe
BalasHapusBang Kira" naik turun ke gn.andong brp jam ya .. Sabtunya harus balik ke jkrta hehe
BalasHapusBlognya keren
Perjalanan naik Turun brp jam bang ? Mau ke Sanah 2april hehehe
BalasHapusHallo... Kalo saya pas ini tu jalan sendirian ada kurang lebih 3 jam udah naik turun.
HapusKalo jalan santai naik aja 2 jam bisa.
Trek nya enak...
Jangan sendirian juga lhoo... :D
Hallo juga bang Jadi bisa 4 jam ya bang kira"
HapusOke bang makasih infonya :D
Ok thanks gan untuk etimasi waktu nya
HapusHallo juga bang ..
BalasHapusKira" nail turun bisa 4jam ya bang makasih infonya bang :D
Bisa kok... Tapi Ga pake banyak istirahat n di puncak Ga lama2...
HapusDi puncak tuh bagusan pagi lhoo
jangan lupa perlengkapan mendaki gunung dipersiapkan secara matang :)
BalasHapusThanks mas infonya... dulu sy sudah biasa naik gunung waktu kuliah.. lha ini sudah kerja pengen coba aktif naik gunung lagi mumpung anak istri sudah bisa di tinggal .. heheheh
BalasHapusthanks mas.. ngandong kayaknya menarik target pertama sebelum ke gunung gunung lain untuk pemanasan... blognya sederhana tapi isinya daleeemmm dan detail mas..
Sama" Mas... Gn. Andong cocok tuh...
BalasHapuskereeeen gan. Akhir pekan ini aku mau ke gunung andong, pas buka buka blog ini, thanks infonya.
BalasHapusOke mbak, tapi jangan samakan Gunung andong pas jamanku naik ini sama yg skrg yaa. Uda beda jauh, skrg dia makin ngehitz
Hapusmas ardi, mau nanya dong. jadi rombongan saya lusa mau ke gunung andong, tpi kita bakal bawa mobil. dan kita ada rencana untk nginep di puncaknya. kira2untuk parkir mobilnya dimna ya? dan aman ga?
BalasHapuspliss di bales yaa mas, kitaa bingung nii
thanksssss
Gak usah bingung mbak... Tapi setelah saya naik Gunung Andong yg kedua kalinya, sampai skrg sy blm sempat kesana lagi. Sudah keburu berangkat ke luar Jawa dulu. Sampai2 gak tau deh bentuk basecampnya kayak gimana, cukup atau gak buat parkir mobil. Pas jaman sy naik gunung ini, blm ada base camp nya. Tapi semoga aja bisa diparkir d base camp. Kalau nggak bisa, mbaknya bisa tanya yg jaga situ, paling dititip d halaman rumah warga yg luas. Ntar tinggal ngasih aja ongkos parkirnya. Aman kok inshaallah.
HapusKeren mas, baru bulan lalu ndaki ke gunung ini bareng temen2, tracknya ga susah2 banget walaupun turunnta tetep harus hati2. Btw, salam kenal mas. Sangat tertarik membaca tulisanmu :))
BalasHapusthanks mas... salam kenal yaaa
Hapusmas sy sdh add pin bb, tlg d accept mau tny" tntng andong, bsk 20 juli mau muncak, makasih
BalasHapusMas kira kira tau ga ya KM nya dr basecamp ke puncaknya ? Thanks
BalasHapuswah blm tau pastinya mbak... Jalan normal tanpa istirahat bisa 1,5 jam aja...
HapusCepet banget gan . itu udah sampai puncak?
HapusMas mau tanya, mau ke andong tapi pagi hari pukul 02.00 biar sampe puncak pas sunrise dan tanpa pasang tenda. Kira2 bisa ga mas?
BalasHapusBisa mas tapi kayaknya kepagian kalo jam 2.
HapusKalo buat yg biasa naik gunung, cukup 1,5 jam aja buat sampai puncak andong kok....
Bisa mas tapi kayaknya kepagian kalo jam 2.
HapusKalo buat yg biasa naik gunung, cukup 1,5 jam aja buat sampai puncak andong kok....
Gan,Malam ini aku rencana star dari jogja jam 1 malam, perkiraan bisa sampai ke basecamp andong bisa subuh, kemungkinan bisa dapat sunrise nggak yah mas?
BalasHapusBisa kok.... Naik cuman 1,5 jam klo sante lancar
BalasHapusBisa kok.... Naik cuman 1,5 jam klo sante lancar
BalasHapusSubhanallah ternyta gunung andong indah skali .... semoga bs ksana
BalasHapusSubhanallah ternyta gunung andong indah skali .... semoga bs ksana
BalasHapusMas, kalo naik bawa anak kecil memungkinkan nggak? Usia 2 & 4 thn. Thx
BalasHapusItu sih tergantung yg ndampingi.
HapusTapi agak rawan jg sih menurut saya, krn banyak jurang dan jalanan yg sempet berbatasan lgsg dgn jurang itu.
Itu sih tergantung yg ndampingi.
HapusTapi agak rawan jg sih menurut saya, krn banyak jurang dan jalanan yg sempet berbatasan lgsg dgn jurang itu.
WAh extream banget mas naik keatas sendirian :D
BalasHapuspemandanganya juga mantep,, bikin penasaran ingin kesana..
wah ayo mas bro nanjak lagi.., saya juga pengin kepuncak andong..., salam kenal dari kebumen
BalasHapusKameranya pake apa mas? (:
BalasHapusAssalamualaikum..
BalasHapusaku yg akhir2 ini lagi tertarik dengan traveling hiking :)
maklum anak rumahan jadi kurang gaul soal traveling2 gini..
setelah baca diatas, sepintas aku pengen bgt solo hiking, dan aku belum pernah sama sekali yg namanya mendaki, hehe. BTW aku orangnya nekad gitu punya nyali kuat (Inshaa Allah) aku ada niatan mendaki sendirian tapi blm punya pengalaman, kira2 boleh g sih?
foto2 yg kakak abadikan dan alur cerita yg d uraikan memotivasi saya :)
walaikumsalam, lebih baik jangan sendirian...
Hapusfoto yg saya share itu yg bagus2nya saja, kalau ada foto saya yg hampir pingsan seharusnya saya upload juga, tapi waktu itu ga ada yg motoin pas dalam keadaan hampir pingsan jadinya ya ga ada yg bisa dikasih lihat ke pembaca.
Saya yg sebelum ini pernah beberapa kali mendaki saja bisa mengalami kejadian buruk, apalagi yg blm pernah mendaki sama sekali. Lebih baik mengajak teman yg lebih berpengalam.
Halo mas, saya kan ada rencana ke gunung andong bareng temen". Pengennya dapet sunset sama sunrise hehe. Ada saran ga baiknya mulai mendaki jam berapa? Terus disana kalo nginep di puncak bisa kan ya?
BalasHapusPaling dari bawah amannya jam 3 sore , terus camp nunggu pagi
HapusMas saya pemula nih mau coba ke andong. Kalo kesana tanpa carrier gmn menurut mas? Pake ransel biasa gitu
BalasHapusGapapa kok , yg penting jangan sendirian kalo pemula. Meskipun pendek, jalur pendakian lumayan terjal jg.
HapusSemoga bisa cepet kesampean kesini yaaa
BalasHapusGak perlu SIMAKSI ya? Tgl 28 juli 2017 rencana mau ke sana, tapi gak tektok, mau nge camp
BalasHapusAda perijinannya Mbak. Ada beberapa basecamp untuk mengurus simaksi.
Hapuswaahhhh jd kepengen kesana, makasih ya share pengalamannya..
BalasHapusSama2 Mbak...
Hapusseru juga ceritanya ka, menarik buat dibaca, aku rencana bulan ini mau nanjak gunung buat pertama kalinya, semoga tidak ada apa apa saat disana
BalasHapus