INDONESIA.......
Lagi-lagi rasa
bangga dengan negara ini makin menguat dengan segala anugerah
yang diberikan Tuhan padanya. Mulai dari kekayaan alam, tanah yang
subur hingga ada penggalan satu lagu yang menyebutkan bahwa di tanah kita ini
tongkat dan kayu saja dilempar bisa jadi tanaman karena saking suburnya, sampai
kekayaan budaya sekaligus sejarah yang terkadang meninggalkan satu atau beberapa hal yang menjadi bukti keberadaannya.
Kali ini kebanggaan saya jatuh pada satu peninggalan sejarah yang berupa
tumpukan batu yang bagi sebagian orang tidak menarik tapi bagi saya
tumpukan batu yang biasanya disebut candi ini sangat tak ternilai harganya. Candi ini oleh masyarakat sekitar
sering sering disebut Candi Ngempon mungkin disesuaikan dengan letaknya yang
berada di Desa Ngempon Kec. Bawen Kab. Semarang.
Setelah sebelumnya tak menyangka ada candi di dekat Salatiga yaitu Candi Dukuh yang berada di sekitaran Rawa Pening dan telah saya kunjungi pula sebelumnya, rasa
penasaran saya makin membesar untuk mencari-cari lagi siapa tahu masih ada beberapa candi yang ada di
sekitaran Salatiga.
Tak seperti Candi Gedong Songo yang juga tak jauh dari Salatiga tepatnya
di kaki Gunung Ungaran yang sudah terkenal dan cukup mendapat perhatian
pemerintah, candi-candi seperti Candi Dukuh dan Ngempon ini terkesan jauh dari
dunia luar yang tak banyak diketahui banyak orang.
Setelah tahu mengenai keberadaan Candi Ngempon di Bawen, saya pun
berniat setelah menikmati suasana Kota Tua Semarang saat mau balik Salatiga
saya sempatkan untuk mampir sebentar ke Candi Ngempon ini.
Untuk sampai di kompleks candi ini tidak terlalu sulit. Dimulai dari
Jalan Raya Solo Semarang berbelok di jalan yang ada di samping Polres Bergas
sejauh kira kira 3 km. Setelah mengikuti jalan ini maka di sebelah kanan nanti
ada satu penunjuk jalan mengarahkan kita ke kiri sehingga kita ikuti saja petunjuk itu
dengan belok kiri dan masuk ke satu desa yang banyak terdapat bangunan-bangunan
perindustrian. Terus saja ikuti jalan desa itu hingga ada petunjuk jalan lagi
yang mengarahkan untuk berbelok kiri lagi. Sampailah di satu gapura yang dibuat
penduduk dari kayu dan kita bisa langsung masuk. Jalan setelah masuk gapura ini
cukup licin dan curam namun bisa dilalui sepeda motor karena sudah diplester
semen. Bangunan pertama yang ditemui itulah tempat parkir sepeda motor.
Dari lokasi parkiran motor ini
kita bisa melihat ke bawah dengan hamparan sawah dan satu aliran sungai yang
cukup besar. Di tengah persawahan itulah terdapat kompleks Candi Ngempon yang
tidak terlalu besar. Setelah memarkirkan motor kita bisa langsung turun mengikuti
jalan setapak di pinggir sawah penduduk untuk sampai di gerbang masuk kompleks
candi.
Candi ini terkesan mirip dengan Candi Prambanan di perbatasan Klaten dan
DI Yogyakarta, namun candi ini sebagai versi mini nya. Candi ini juga diperkirakan masih ada hubungan dengan Candi Gedong Songo di kaki Gunung Ungaran.
Hanya ada 4 candi utama saja
yang masih tegak berdiri sedangkan candi perwaranya sudah runtuh dan hanya
tersisa tumpukan batu di sekeliling candi utama tadi. Dari empat candi utama ini terdapat salah satu candi yang
ukurannya paling besar dan memiliki pintu untuk masuk ke dalam bangunan candi yang saling berhadapan antar candi.
Di sekitaran candi juga sudah dihiasi taman-taman untuk menambah keindahan
candi. Saat saya mengunjungi candi itu saya hanya sendirian dan tak ada
pengunjung lain karena selain saat itu sedang turun hujan, saat itu juga bukan
hari libur.
Peninggalan sejarah di lokasi itu tak hanya berupa candi, namun di
seberang sungai ada satu lagi peninggaln sejarah yaitu sebuah pemandian air
panas yang bernama Patirtan Derekan yang masih terjaga sampai sekarang. Untuk
merasakan kehangatan airnya yang konon bisa menyembuhkan beberapa penyakit dan bisa
dijadikan untuk relaksasi meregangkan otot yang kaku hanya perlu merogoh kocek
Rp 2.000,- saja.
Candi dengan pemandian air panas yang lain juga yang pernah saya
kunjungi ada di Kec. Grabag Kabupaten Magelang di Kompleks Candi Umbul. Selain
itu di Candi Gedong Songo pun juga ada pemandian air panasnya yang tentunya
sudah dibangun sedemikian rupa sehingga pengunjung bisa nyaman berendam dan
berenang. Namun di pemandian air panas di Candi Ngempon ini masih asli hanya
ada tambahan bangunan agar air hujan tidak masuk. Kolam-kolamnya berbentuk
cekungan batu dengan gelembung-gelembung air tanda keberadaan mata air
panasnya. Tempat pemandian untuk laki-laki dan perempuan pun dipisah karena
memang kolamnya kecil-kecil sehingga kalau dicampur nanti dikhawatirkan bakal
terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.
pernah kesana kpn mas? uda lama yaa....
BalasHapushahaha bisa aja, disensor tu harusnya... :D
ralat dikit mas kalo Candinya masuknya masih kecamatan Bergas tapi kalo pemandian air panasnya masuk kecamatan Bawen.........
BalasHapusoh ya, trimakasih mas koreksinya...
Hapusternyata TSnya adik tingkat di SMUNSA ya heheheh
HapusIya mas... lulus taun brp? hehe
HapusMuat Foto Foto yang buanyak dong tetang wisata di daerah Boyolali dan sekitarnya, hehehe...maklum kita orang perantauan, untuk menghibur rindu dikala kangen ama kampung halaman ku, sukses selalu buat mas bro....
Hapussiap mas, kapan2 nggih... pasti bakal ngubek-ngubek Boyolali jg...
HapusSalam
BalasHapusThn 80 saya sdh ke sini
BalasHapusWkt itu belum ada satupun candi yg berdiri
Thn 80 saya sdh ke sini
BalasHapusWkt itu belum ada satupun candi yg berdiri
Salam
BalasHapus