Belum puas rasanya jika
berkunjung ke Tangkoko tanpa melihat Tangkasi. Tangkasi adalah nama lokal untuk Tarsius
Spectrum. Binatang ini hanya ada di Sulawesi atau yang biasa disebut hewan
endemik Sulawesi. Binatang yang tubuhnya hanya sebesar telapak tangan orang
dewasa ini merupakan primadona Tangkoko.
Tangkasi atau Tarsius
adalah binatang nokturnal atau binatang yang aktif di malam hari.
Waktu siang mereka habiskan untuk tidur. Bentuk badannya kecil,
mirip kera, tapi matanya besar. Saat siang, Tangkasi bersembunyi di balik
dedaunan dan rerimbunan pohon. Begitu malam tiba mereka keluar dari
sarangnya berburu serangga kecil semisal jangkrik sebagai santapannya.
Primata terkecil di dunia
ini bisa dijumpai di kawasan konservasi seluas 8.718 hektar meliputi empat
tempat, yakni TWA Batuputih seluas 615 hektar, Cagar Alam Tangkoko-Batuangus
seluas 3.196 hektar termasuk kawasan Gunung Tangkoko-Batuangus dan sekitarnya,
CA Duasudara seluas 4.299 hektar termasuk Gunung Duasudara dan sekitarnya, dan
TWA Batuangus seluas 635 hektar. Keempatnya berada di bawah pengelolaan
Departemen Kehutanan, melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut.
Di kawasan konservasi
yang menjadi incaran para peneliti satwa disamping tarsius adalah 26 jenis
mamalia (10 jenis endemik Sulawesi), 180 jenis burung (59 di antaranya endemik
Sulawesi dan 5 endemik Sulut), dan 15 jenis reptil dan amfibi.
Area konservasi ini yang
paling sering dikunjungi wisatawan adalah TWA Batuputih yang dapat ditempuh
dengan mobil pribadi sekitar dua jam dari Manado. Melalui TWA Batuputih ini
biasanya lebih dekat menuju kawasan Cagar Alam Tangkoko.
Aneka flora dan fauna
yang dikagumi naturalis Inggris, Alfred Russel Wallace, ini seharusnya menjadi
perhatian semua pihak untuk melestarikannya. Lebih baik mencegah kepunahan
satwa lebih dini daripada generasi selanjutnya tak lagi bisa menyaksikan
kekayaan hayati tempat ini.
Sulawesi yang unik konon
dikunjungi Wallace sebanyak tiga kali. Satwa di kawasan ini merupakan
percampuran atau zona transisi dua wilayah zoogeografi, Asia dan Australia.
Bagi konservasi biologi, proporsi jenis satwa endemik Sulawesi termasuk yang
tertinggi di Indonesia.
Melihat Tarsius Secara langsung
Tarsius Spectrum juga bisa ditemui di Taman Suaka Marga Satwa Tandurusa di Aertembaga, Kota Bitung, Sulawesi Utara yang bisa diakses dengan angkutan umum maupun pribadi dari pusat Kota Manado sejauh 45 km dilanjut dari Kota Bitung sendiri ke arah timur dengan waktu tempuh perjalanan kurang lebih 15 menit. Setelah sampai, anda akan disambut dengan papan besar berwarna biru dengan bertuliskan nama suaka marga satwa ini.
Selain Tarsius, disini
juga terdapat banyak hewan lain yang cukup menggemaskan dan beberapa hewan
endemik Sulawesi seperti Kus-kus Beruang, Musang Sulawesi, Monyet ekor hitam,
dan hewan lainnya.
Tarsius emang super unik. Btw, omong-omong soal tarsius, di belitung agak sedikit beda loh guys.
BalasHapusTarsius Bancanus Saltator - The Ancient Primate from Belitung
iya dengar-dengar di Belitong jg ada Tarsius... beda pasti, setauku Tarsius itu binatang tipe peralihan yg biasanya di Indonesia bag. Tengah.
Hapus