Terlempar ke Masa Silam di Taman Purbakala Leang-leang




Sebuah perjalanan dinas membawa saya kembali ke Makassar selama beberapa hari. Seperti biasa setiap pergi ke tempat atau kota yang lumayan jauh dari tempat tinggal dan jarang-jarang saya datangi, diusahakan sekalian mampir ke tempat-tempat eksotis yang ada disana. Peribahasanya “Sekali dayung dua, tiga, bahkan banyak pulau bisa terlampaui”. Meski sudah ada beberapa postingan mengenai tempat menarik di Sekitaran Makassar, tapi masih ada lagi dan lagi tempat lain yang tak kalah menarik dari yang pernah saya datangi sebelumnya.

Kali ini saya yang ditemani seorang rekan satu kantor berencana mengunjungi salah satu situs yang berada di sekitaran deretan Karst Maros. Taman Batu Rammang-rammang dan DusunBerua sudah sempat saya kunjungi beberapa bulan yang lalu. Sebenarnya kalau mau dieksplore lebih jauh, bakal nemu sangat banyak banget spot menarik di sepanjang deratan karst terbesar di Indonesia itu. Dan kali ini kami bakal menyambangi “Taman Purbakala Leang-leang”.



Leang kalau tidak salah berarti Goa. Memang tepat kalau di tempat tersebut yang menjadi daya tarik adalah goa-goanya. Sama dengan karts yang ada di Gunung Kidul, DIY yang memiliki potensi wisata goa seperti Goa Pindul, Goa Jomblang, Goa Grubug, dan banyak lagi. Oiya, “leang” yang merupakan bahasa daerah di Sulsel yang berarti goa ternyata punya kemiripan juga dengan sebutan goa bagi goa-goa yang ada di Gunung Kidul. Kalau di sana menyebut goa itu “luweng”, kayak Luweng Jomblang, Luweng Grubug. Antara Leang dan Luweng, punya kemiripan yang tidak kebetulan karena sama-sama untuk menyebut goa yang berada di deretan pegunungan karst namun berada di dua daerah di dua pulau yang terpisah jauh. Hmm, tak heran sih karena keduanya sama-sama ada di Indonesia. Proud to be Indonesian.


Oke kembali ke Leang-leang.

Goa-goa yang ada di sana tak hanya sekedar goa, dari namanya saja “Taman Prasejarah Leang-leang” pastinya ada kaitannya dengan kehidupan pubakala. Inilah yang menjadi poin tambahan yang menjadikan saya makin tertarik untuk kesana. Dari info yang saya dapat kalau di dalam goa ada lukisan yang dibuat oleh manusia purba berupa lukisan tangan dan bentuk binatang-binatang. Pernah saya lihat di TV tapi bukan di Leang-leang melainkan ada di Raja Ampat.


Lukisan yang dibuat di jaman purba kurang lebih 5.000 tahun lampau dan masih bisa dilihat sampai sekarang ???
Ini adalah sesuatu yang WoW banget bukan ???
Hahaha, maaf agak lebay. Tapi beneran itu adalah sangat luar biasa. Dan saat itu saya berkesempatan menyaksikan langsung dari dekat dan sangat jelas.

Sebenarnya di Goa dekat Dusun Berua, Rammang-rammang ada juga cap tangannya, tapi yang terlihat hanya 1 saja itupun kecil lebih anehnya lagi jarinya cuma tiga. Wew, agak janggal memang cap tangan yang ada di dekat Dusun Berua.Tapi yang di goa Leang-leang ini teramat jelas dan ada cukup banyak lukisannya.

Menuju Taman Purbakala Leang-leang


Tentu teman-teman penasaran dong sama lukisan-lukisan karya kakek nenek moyang kita yang hidup di jaman purba dulu. Bagi yang pengen kesana nggak perlu kuatir kesasar meski memang jalannya agak masuk-masuk. Saya saja yang masih blank daerah sana bisa sampai kok, tanpa ngeliat GPS lagi heheh. Hal ini karena sudah banyak petunjuk di jalan yang bakal mengarahkan kita.

Teman-teman yang dari luar kota, biasanya ke Makassar dulu kan yak. Nah, dari kota Makassar kita ke arah Maros atau Pangkep. Angkutan umum mulai dari “pete-pete” atau yang mau carter mobil juga boleh, semua tersedia. Oiya Maros, tau kan? Bandara Sultan Hasanuddin itu uda masuk Maros lho sebenarnya. Jadi kalau kalian tujuan utamanya langsung ke Karst Maros malah lebih dekat dari bandara, tanpa perlu ke pusat kota dulu.

Kalau kita keluar dari bandara, sampai di jalan poros langsung ambil kanan. Kalau kekiri kan ke pusat kota. Nah, yang ke kanan itulah yang menuju Maros dan Pangkep letak deretan Karst Terbesar di Indonesia. Petunjuk selanjutnya adalah kalian harus menemukan kantor Bupati Maros yang ada di kanan jalan, begitu ketemu lurus sedikit lagi sampai menemukan pom bensin yang letaknya tepat di pertigaan jalan. Ambil kanan...!!! Jalan tersebut sama arahnya dengan jalan menuju Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Kalau ada penunjuk jalan yang mengarahkan ke taman nasional itu berarti sama saja mengarahkan kita ke Taman Prasejarah Leang-leang. Dari deretan objek wisata, Leang-leang akan ditemukan lebih dulu dengan ditandai sebuah gapura bertuliskan "Taman Prasejarah Leang-leang" di kiri jalan. Masuknya dari jalan poros lumayan jauh sih. Jadi jangan buru-buru mencari gerbang bertuliskan "Taman Prasejarah Leang-leang".

Banyak opsi sih saat kalian ke Karst Maros-Pangkep, bisa pilih ke Rammang-rammang, Dusun Berua, Taman Purbakala Leang-leang, Taman Nasional Bantimurung yang banyak kupu-kupu langkanya, atau mau mendaki Gunung Bulusaraung dengan bebatuan yang tak bisa dijumpai di gunung lain, semua tinggal direncanakan. Masih banyak spot lagi sih, cuman yang saya sudah pernah itu doang dulu. 

Sampai di Leang-leang, kita perlu mengurus administrasi dulu. Bayar Rp 10.000,- dan mengisi buku tamu lalu siap mengeksplore Leang-leang. Ada beberapa goa di Taman Purbakala Leang-leang. Antara lain Leang Pettakere, Leang Pettae, Leang Burung, dan yang lainnya. Namun diantara leang-leang tersebut yang paling faforit dikunjungi adalah Leang Pettakere dan Pettae, sedangkan Leang Burung berada di sebelum gerbang masuk.


Leang Pettakere


Leang yang satu ini berada 300 m di sebelah timur Leang Pettae dengan koordinat 4° 58’ 43.2” LS - 119° 40’ 34.2” BT dan pada ketinggian 45 mdpl dan 10 m di atas permukaan tanah. Meski berada di dinding tebing tapi leang ini punya semacam pelataran di bagian depannya yang menjorok ke luar selebar 1-2 m. Ada beberapa lukisan pada dinding goa ini antara lain lukisan telapak tangan dan babi rusa juga ada pula peralatan berupa alat batu serpih bilah dan anak panah yang kini disimpan.

lukisan tangan dan babi rusa



Karena berada pada ketinggian ini pula untuk masuk kedalamnya kita perlu memanjat tebing yang sangat curam, eits bercanda... Sudah ada anak tangga yang disediakan untuk menuju ke dalam area goa. Perlu bawa senter kalau nggak mau nabrak-nabrak pas di dalam goa, lumayan gelap dan bikin bulu kuduk merinding soalnya. Nggak terlalu dalam memang, di ujung goa ini bakal tembus di tebing yang lain yang lebih tinggi.


 Leang Pettae

Kalau leang ini berada pada koordinat 4° 58’ 44.6” LS dan 119° 40’ 30.5” BT dengan ketinggian 50 mdpl namun tak perlu naik anak tangga kayak di Leang Pettakere. Kondisi dalam goa leang ini agak berbeda dengan leang yang satunya. Leang Petae punya dinding goa lebih tinggi. Peninggalan yang ditemukan dalam goa ini berupa lukisan telapak tangan dan juga gambar babi rusa, artefak batu, dan juga sampah dapur berupa kerang yang terdeposit pada mulut goa.

Leang yang satu ini menjadi awal penelitian terhadap goa-goa prasejarah dan awal penemuan lukisan dinding yang terdapat di kabupaten maros. Penelitian itu dilakukan pada tahun 1950 oleh Van Heekeren dan Miss Heeren Palm. Heekeran menemukan gambar babi rusa yang sedang melompat dengan anak panah yang tertancap di dadanya, sedangkan Miss Heeran Palm menemukan gambar telapak tangan dengan latar belakang cat merah yang diduga merupakan tangan kiri wanita. 

Sejak saat itu penelitian di kawasan Karst Maros-Pangkep dilakukan lebih intensif dan menghasilkan data yang melimpah tentang jejak hunian prasejarah di kawasan tersebut. Menurut pendataan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar, terdapat sekitar 100an leang prasejarah yang tersebar di kawasan itu dengan beragam jenis peninggalannya.
(sumber : Papan informasi di kawasan Leang-leang).


bagi teman-teman yang mau kesini atau mau ke situs peninggalan yang lain
dimohon agar tidak melakukan vandalisme sekecil apapun
tuh liat, andai mereka bisa ngomong pasti mereka bakal bilang
"AKU ADALAH BUKTI SEJARAH MASA LALU, MAKA LESTARIKANLAH DAKU"








Komentar

  1. Sebenarnya saya sudah tahu tempat ini dari dulu bahkan sering lewati kalau ke Bantimurung atau lagi DIKSAR di Leang-Leang tapi tak pernah sekalipun mampir di taman purbakalanya.

    Sedikit koreksi tentang arah petunjuk jalannya, sebenarnya awalnya sudah benar cuma saat dijabarkan malah keliru. Seharusnya kan kalau ke kiri itu arah kota Makassar dan arah ke kanan menuju Maros dan Pangkep.

    BalasHapus
  2. OMG, makasi Mas... Segera saya koreksi...

    Berarti blm kedalam goanya dong... Wah...

    BalasHapus
  3. Aduh aku wingi bar ko rammang rammang meh bablas rono asline, tapi wes kesorean :((

    BalasHapus
  4. HAHA, aku yo pas iko sempet nang Leang-leang tok... gak nangendi-ngendi maneh...

    BalasHapus
  5. Haaa,,,,, seng wes ngerti ajak2 doung,, hhhhhh

    BalasHapus
  6. waah ternyata taman pubakala leang-leang ini mantep ya :)

    BalasHapus
  7. Permisi, suhu..

    Beruntung banget dapet penempatan dinas di Makassar dan kebetulan juga banyak teman alumni se-kampus di sana jadi jalan-jalannya lebih seru.
    Tanggal 22-23 Desember ini saya ada biztrip ke Makassar. Waktu kerja hanya di tanggal 22, dan 23 saya bisa bebas.
    Saya ingin bertanya, apakah akan cukup waktunya jika saya berangkat dari kota Makassar pagi hari (sekitar pukul 8 atau 9) dan ingin mengunjungi Rammang-rammang, Dusun Berua, dan Leang-leang sekaligus di mana jadwal flight saya untuk kembali ke Jakarta sekitar pukul 4-5 sore? (If possible, I might reschedule it to the night flight)
    Tolong advise juga untuk angkutan umum menuju ke bandara dari situ.
    Jika suhu bisa rekomendasikan itinerary untuk saya, itu akan sangat membantu saya yang buta Makassar tapi akan bersolo ria.

    Anyway, apakah ada guide lokal untuk pendakian ke Bawakareang?
    Jika ada biztrip pertengahan tahun 2015 (biar ga kena badai), kemungkinan saya akan mengusahakan untuk ke sana. Pengennya si ngesot bareng sama suhu (sekalian remedial kan?) hehe

    Terima kasih udah dikasih lapak untuk nyampah di blog-nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh diserbu pertanyaan nih, kayak wartawan aja nanyanya banyak...
      hehe bcanda... ku jawab satu-satu ya...

      alhamdulillah saya termasuk orang yang beruntung meski harus jauh dari homebase...
      23 nya doang yg bebas???
      Hmm bisa aja sih, langsung 3 tempat juga bisa asal:
      1. Pake kendaraan pribadi
      2. Kalau ragu jalan mana yg benar langsung tanya orang aja
      3. Jangan lama-lama pas udah sampe di salah satu tempat, karena tempatnya keren bgt ntar pengennya ga mau buru-buru balik
      4. Awas macet disekitaran bandara
      5. Kalau ke bantimurung cukup menyita banyak waktu soalnya ada banyak spot cantik tapi terpisah jarak yg lumayan jauh, jangan ke gua mimpi kalau waktunya mepet
      6. leang-leang duluan aja yg didatengin, baru bantimurung, baru Rammang-rammang. Itu urutan yg didatengin, kalo urutan paling deketnya dengan Makassar, Leang-leang, Bantimurung (satu jalan) lalu Rammang' (dari jalan poros Trans Sulawesi masih agak terus)
      7. Harus Pilih Taman Batu Rammang" atau Dusun Berua (salah satu) tapi rekomend ke Dusun Berua saja
      8. Kalau mau agak lamaan di tempatnya pilih 2 saja dari sekian banyak itu yaitu Bantimurung & Dusun Berua


      Reskedul harus, gak cukup lah kalau harus terbang jam 4 an, cekin harus jam 3... belum lagi otw dari Maros ke bandara.

      Angkutan umum gak saya sarankan buat yang dikejar waktu, mending sewa motor. Tapi itu jg yg nggak ku tau dmn sewa motor. Tapi ini transport yg paling fleksible menurutku.

      Ttg Bawakaraeng, guide lokal kayaknya by request aja sih, tinggal nego sama warga. Tapi ndaki di weekend bakal rame kok, gabung gabung aja...
      oiya, jangan lupa harus pertimbangan musim. Bulan baik buat naik gunung itu Mei-Agustus lah.

      Hapus
    2. Thank you infonya

      Kayaknya saya bakal coret Leang-Leang buat trip besok. Fokus ke Taman Rammang-Rammang sama Dusun Berua aja.
      Semoga masih ada kesempatan buat explore Leang-Leang di kesempatan biztrip selanjutnya. Hehe

      Thank you ya, suhu.. nantikan pertanyaan2 saya selanjutnya :))

      Hapus
  8. artikelnya menarik buat referensi saya untuk membangun sebuah blog all about Indonesia http://nesia.id
    pinjam beberapa gambarnya yah

    BalasHapus

Posting Komentar

Jangan enggan beri kritik dan saran yaaa...!!!