Menikmati Borobudur Nirwana Sunrise - Bukit Punthuk Setumbu



Menunggu sunrise di satu tempat yang tinggi sudah lama tak saya rasakan. Terakhir naik gunung pada 22 Desember 2013 lalu ke Merbabu setelah dinanti-nanti ternyata sang mentari enggan menampakkan dirinya. Sabar menunggu hingga bulan berganti bahkan tahun ikut berganti masih juga cuaca yang bersahabat tak kunjung datang. Cuaca di akhir hingga awal tahun memang agak sedikit kurang bersahabat. Terlebih lagi Indonesia tengah diuji dengan bencana alam yang silih berganti, mulai dari erupsi Gunung Sinabung hingga yang paling terakhir yaitu bencana letusan Gunung Kelud yang abu vulkaniknya bisa sampai Jawa Barat bagian timur. Dari rentetan peristiwa memilukan tersebut saya jadi perlu mengerem dulu keinginan untuk naik gunung untuk sementara hingga keadaan membaik.

Untuk menawarkan hasrat kerinduan akan sunrise yang hangat, rasanya pergi ke satu tempat tinggi yang tak terlalu beresiko (red: bukan gunung) bisa  sedikit mengobatinya. Punthuk Setumbu sepertinya cocok nih, apalagi ada temen sekantor yang rumahnya deket-deket situ, terlebih satu desa dengan bukit tempat memandang siluet Borobudur tersebut. 

"Punthuk Setumbu" sendiri merupakan sebuah bukit yang terletak di sebelah  barat Candi Borobudur yang masuk wilayah Desa Karangrejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. Keistimewaan bukit tersebut selain menjadi tempat yang pas untuk menikmati indahnya mentari yang keluar dari peraduannya, tapi juga bisa menikmati negeri diatas awan yang berpadu dengan siluet Candi Borobudur dari kejauhan.


Candi Borobudur dari kejauhan

Borobudur nan megah

siluet Borobudur yang tampak mistis eksotis ditengah rerimbunan pepohonan

Pertama tahu kalau ada tempat yang sebegitu indah itu tentunya dari dunia maya. Foto-foto yang dipamerkan para fotografer sungguh membuat saya ngiler. Kalau ke Candi Borobudurnya sendiri melihat dari dekat kemegahan salah satu keajaiban dunia tersebut kalau saya hitung-hitung sudah 3 kali termasuk saat Waisak 2012 lalu, tapi kalau melihatnya dari kejauhan berpadu dengan kemunculan sunrise belum pernah sama sekali. Pernah terbesit asa untuk mencari letak bukit itu seorang diri. Maklum lah, kadang saya suka penasaran sendiri sama tempat indah yang belum pernah saya datangi. Tapi ternyata saya tak perlu susah-susah mencarinya apalagi belum tentu juga bisa sampai di lokasi tersebut. Pada saat masuk kantor pertama ternyata ada teman baru juga yang rumahnya di Kecamatan Borobudur. Tanya-tanya ternyata Punthuk Setumbu deket dari rumahnya. Alhasil saya pun mengajaknya untuk kesana sekaligus menunjukkan jalan dan kalau bisa sekalian ngasih tebengan buat nginep barang semalam gitu hehe. Yap, akhirnya fix kami memilih hari dan berangkatlah saya ke Magelang.

Masih segar diingatan letusan Kelud yang menyemburkan abunya hingga jauh. Borobudur pun tak luput darinya. Berkaca pada abu vulkanik Merapi yang sempat menutupi permukaan candi yang usianya sudah sangat tua tersebut, memang butuh perhatian khusus untuk penangannya. Kabarnya sih abu vulkanik bisa merusak batuan penyusun candi. Tentunya butuh waktu untuk membersihkannya. Sama halnya saat letusan Kelud tersebut yang juga turut menyelimuti Borobudur. Hal itu tentunya menjadikan objek wisata tersebut ditutup untuk sementara waktu. Tak apa lah, secara tujuan saat itu untuk menikmati Borobudur dari kejauhan bukan dari dekat.

Melewati depan Hotel Manohara kami lalu berbelok ke kanan masuk ke jalan tengah desa. Saat melintasi candi tersebut sebelum sampai ke rumah teman di Desa Karangrejo menengok sejenak ke arah candi ternyata keadaan candi tengah ditutupi oleh semacam kain penutup atau tabir yang entah terbuat dari apa yang gunanya untuk mencegah kontak batuan candi dengan abu vulkanik kelud. Namun, untungnya bentuk candi masih dipertahankan sehingga kalau dilihat dari jauh masih bisa terlihat bentuk lekukan stupanya. Seperti pakai baju gitu candinya.

Malam harinya sempat cerita dengan bapaknya Agung, temen sekantor yang rumahnya di dekat Borobudur, kalau Punthuk Setumbu mulai ramai belum lama. Menurut beliau sekiranya baru sepuluh tahun kebelakang bukit pandang tersebut diramaikan oleh wisatawan lokal maupun asing yang ingin mengabadikan lukisan alam yang berpadu dengan kemegahan Candi Borobudur. Beliau juga bercerita bahwa sebenarnya yang pertama kali menemukan ada tempat seperti itu ternyata bukan orang sekitaran Borobudur namun seorang Kyai yang berasal dari Jawa Timur. Konon sang Kyai mendapat satu petunjuk kalau ada satu bukit di Borobudur yang bisa menjadi tempat melihat suatu keindahan. Hingga sekarang Punthuk Setumbu dibanjiri pengunjung yang kebanyakan merupakan fotografer. Sampai-sampai kadang hingga berebut untuk mendapatkan posisi terdepan untuk meletakkan tripod kamera.

Kami memulai perjalanan menuju puncak bukit selepas Sholat Subuh. Seperti biasa lah treknya naik pastinya, tapi tenang saja akses menuju loket sudah beraspal.  Tiketnya sendiri saat itu bisa kita beli seharga Rp 15.000,- sedang untuk wisatawan asing seharga Rp 30.000,-.


loket masuk

jalur trekking,
cukup jelas dan tak perlu waktu lama untuk sampai puncak

Setelah tiket ditangan kita langsung bisa memulai trekking menuju puncak bukit.  Treknya tak seperti trek di gunung, sudah dipermudah kok. Sudah ada  beberapa bagian yang dibentuk seperti anak tangga. Sekitar 15 menit berjalan kami sudah sampai di puncaknya. Masih gelap dan mentari belum menunjukkan tanda-tanda kemunculannya. Tapi memang karena cuaca masih kurang bagus jadi kami tak terlalu banyak mengharap mendapatkan sunrise yang sempurnya. Sekarang tinggal satu harapan bisa melihat siluet Borobudur di tengah rimbunnya pepohonan di sekitarnya yang berpadu dengan kabut tipis yang menjadikan view Borobudur terkesan mistis. Sebenarnya jika sudah musim kemarau bisa melihat sepaket keindahan alam yang sempurna. Tak heran jika Punthuk Setumbu dijuluki “BOROBUDUR  NIRWANA SUNRISE” dan memang benar sih pas di atas bukit tersebut kita seperti berada di nirwana.


siluet Borobudur tampak kecil,
maklum masi pake lensa standar

alhamdulillah sepi coy, ga perlu rebutan tempat...
biasanya sampe rebutan untuk mendapat posisi terdepan lho ckckck

tenang, ada warung kok...

para crew Punthuk Setumbu bergotong royong
membersihkan area wisata dari abu Kelud

TIPS:
  1. Mengatur waktu keberangkatan sedemikian rupa sehingga tidak keduluan dengan kemunculan sunrise. Masalah waktu yang mempengaruhi adalah jauh dekatnya lokasi menginap. Jika menginap di sekitaran Candi Borobudur alangkah baiknya memulai keberangkatan sekitar pukul setengah 5 pagi atau lebih pagi. 
  2. Kabarnya bisa juga untuk nge-camp namun untuk lebih jelasnya bisa koordinasi langsung dengan crew Punthuk Setumbu soal perijinan dan lokasi mendirikan tenda.
  3. Memilih datang saat musim kemarau karena saat cerah pemandangan sungguh luar biasa. Sebenarnya di foto atas masih ada yang disembunyikan yaitu dua gunung yang berada di kejauhan yang turut menghiasi, yaitu Merbabu dan Merapi. Jika mau lebih pas lagi, cari waktu dimana matahari dalam posisi terbit terbaik. Misalnya pas diantara Merbabu dan Merapi atau tepat di timur searah dengan letak Candi Borobudur katanya sih bulan Juni Juli.
  4. Membawa peralatan fotografi yang mumpuni jika kepengen mendapatkan hasil foto yang bagus. Misalnya dari segi lensa sepertinya lensa tele adalah pilihan terbaik karena jika memakai lensa standar yang seperti yang saya gunakan hasilnya kurang memuaskan, siluet Borobudur kurang menonjol dan terlihat kecil. Filter CPL atau GND cukup membantu mendapat efek dramatis dan menghindari kontras cahaya langit dan daratan.
  5. Jika punya teman yang rumahnya disekitar lokasi boleh dimanfaatkan karena bisa gratisan. HAHAHA piss... 

Salam.... 



Komentar

  1. Postingan gunung2nya bikin ngilerr T_T
    Udh pernah coba ke sikunir atau Prau blum ms? Kecil kecil cabe rawit tu sunrisunrise nya :D

    BalasHapus
  2. haha makasi mas...

    wah dieng dan gunung2 disekitarnya blm sempet nih, dlm waktu dket insyaallah lah...

    salam knal

    BalasHapus
  3. haha actually im a mbak.. :D
    tak bookmark buat refrensi yo ms !

    BalasHapus
  4. Salam kenal, Mba Ardi. Mau tanya apa akses menuju Bukit Punthuk Setumbu bisa dilewati mobil? Lalu dari tempat parkir menuju ke puncak berapa jauh nya?

    Terima kasih sebelum nya.

    Wassalam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. BTW saya mas mas lho...

      bisa kok, tapi sampai loket masuk saja. Tidak bisa sampai puncaknya... Jalannya lumayan sempit jadi kalau papasan mobil sama mobil juga agak repot...

      Trimakasih sudah mampir
      Salam petualang...

      Hapus
  5. Trimakasih inpo ne mas
    kayanya patut dicoba tu setelah kemarin si kunir dan gunung prau udah

    BalasHapus
  6. prosudur kl mau camping gmn?

    BalasHapus
    Balasan
    1. tinggal ijin saja di loket sebelum masuk mas...

      Hapus
    2. Mas itu benar tempat campingnya sudah tersedia dn dekat dengan puncak ato dipuncaknya camping itu?

      Hapus
    3. iya di pucuknya ada semacam tempat camping sekaligus gardu pandangnya mas...

      tapi kalau pas rame ya harus cepat2 biar ga kehabisan tempat, oiya pas di loket bilang sekalian kalau mau camping di puncak...

      Hapus

Posting Komentar

Jangan enggan beri kritik dan saran yaaa...!!!